Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapi Ridwan Kamil yang Temui Megawati, PDI-P: Semua Bacawapres Masih Dipertimbangkan

Kompas.com - 05/09/2023, 15:42 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah mengatakan bahwa partainya belum mengumumkan siapa nama calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo.

Semua nama yang masuk kandidat cawapres, kata dia, masih dipertimbangkan.

Demikian juga dengan nama mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang mengakui bertemu Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

"Saya kira semua bacawapres dipertimbangkan Bu Mega dengan penuh seksama, dengan berbagai pertimbangan dan alasan-alasan mengapa tokoh tersebut menjadi pertimbangan," kata Basarah ditemui di Rumah Aspirasi, Menteng, Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Baca juga: PPP Tetap Ajukan Sandiaga meski Puan Singgung Peluang Gibran Jadi Bakal Cawapres Ganjar

Basarah lantas menilai, Ridwan Kamil merupakan salah satu tokoh kepala daerah yang sukses memimpin Jawa Barat.

Karena itulah, menurut dia, Ridwan Kamil masuk dalam pertimbangan kandidat cawapres Ganjar.

Kendati begitu, Basarah menegaskan bahwa hingga kini nama-nama bacawapres masih dinamis.

"Semua tokoh-tokoh, baik itu tokoh kepala daerah partai-partai politik, tokoh-tokoh profesional, tokoh Purn TNI dan tokoh-tokoh dari ormas keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah, semuanya memiliki potensi yang sama untuk dipertimbangkan menjadi bacawapresnya Mas Ganjar," kata Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres 2024 PDI-P (TKRPP-PDI-P) ini.

Basarah juga mengungkap alasan mengapa partainya belum mengumumkan cawapres.

Baca juga: Jokowi Resmi Berhentikan Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur

Hal ini karena PDI-P masih menunggu dinamika kerja sama politik yang mungkin terjadi untuk Pemilu 2024.

"Bisa jadi situasi itu menjadi alasan kuat mengapa kita tidak ingin terburu-buru menentukan bacawapresnya Mas Ganjar," kata Wakil Ketua MPR ini.

Sebelumnya, dikutip Tribunnews.com, Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil mengakui berkomunikasi dengan Megawati Soekarnoputri.

Kang Emil mengatakan, komunikasinya dengan Megawati terjadi saat pembangunan monumen nasional Bung Karno.

"Dengan Bu Mega itu salah satunya kan kita lagi membangun monumen Bung Karno, di mana saya ikut menyupervisi melaporkan bahwa sudah 70 persen monumennya," kata Kang Emil saat ditemui di Kemendagri, Jakarta, Selasa.


Dia menuturkan, komunikasinya dengan Megawati tak melulu terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Jadi komunikasi iya tapi tidak melulu tentang perpolitikan," ujar Kang Emil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PBNU Pastikan Sudah Buat Perusahaan untuk Kelola Usaha Tambang

PBNU Pastikan Sudah Buat Perusahaan untuk Kelola Usaha Tambang

Nasional
Wamenkes: KRIS Dimulai 30 Juni 2025

Wamenkes: KRIS Dimulai 30 Juni 2025

Nasional
Nasdem Ingin Bangun Koalisi Strategis di Pilkada Jabar, Sudah Komunikasi ke PKS hingga Gerindra

Nasdem Ingin Bangun Koalisi Strategis di Pilkada Jabar, Sudah Komunikasi ke PKS hingga Gerindra

Nasional
TNI Siapkan RSPAD dan RS Soedirman untuk Rawat 1.000 Warga Palestina

TNI Siapkan RSPAD dan RS Soedirman untuk Rawat 1.000 Warga Palestina

Nasional
Jokowi dan Kaesang Tonton Langsung Laga Indonesia Vs Irak di GBK

Jokowi dan Kaesang Tonton Langsung Laga Indonesia Vs Irak di GBK

Nasional
Jokowi Tugaskan Prabowo Hadiri KTT Bahas Isu Gaza di Yordania

Jokowi Tugaskan Prabowo Hadiri KTT Bahas Isu Gaza di Yordania

Nasional
PBNU Sudah Ajukan Izin Tambang, Gus Yahya: Wong Kami Butuh...

PBNU Sudah Ajukan Izin Tambang, Gus Yahya: Wong Kami Butuh...

Nasional
SYL Tunggak Biaya Perjalanan ke Spanyol Rp 1 Miliar, Pemilik Travel Curhat ke Hakim Bingung Menagihnya

SYL Tunggak Biaya Perjalanan ke Spanyol Rp 1 Miliar, Pemilik Travel Curhat ke Hakim Bingung Menagihnya

Nasional
KPK Masih Koordinasi dengan MA Terkait Pemulihan Aset Negara di Kasus Lukas Enembe

KPK Masih Koordinasi dengan MA Terkait Pemulihan Aset Negara di Kasus Lukas Enembe

Nasional
Mendagri: Klaim China Jadi Masalah, Posisi Militer Diperkuat di LCS

Mendagri: Klaim China Jadi Masalah, Posisi Militer Diperkuat di LCS

Nasional
Prihatin Hukum Disetir Kepentingan, Mahfud MD: Nanti Kan Nabrak Sendiri

Prihatin Hukum Disetir Kepentingan, Mahfud MD: Nanti Kan Nabrak Sendiri

Nasional
Jaga Keselamatan Jemaah Haji, Pemerintah Terapkan Murur di Muzdalifah

Jaga Keselamatan Jemaah Haji, Pemerintah Terapkan Murur di Muzdalifah

Nasional
Saudi Kantongi Data Investigasi Penjual Paket Haji dengan Visa Nonhaji

Saudi Kantongi Data Investigasi Penjual Paket Haji dengan Visa Nonhaji

Nasional
Respons Putusan MA, Pakar Sebut Aturan Kepemiluan Tak Boleh Diubah Jelang Pemilu

Respons Putusan MA, Pakar Sebut Aturan Kepemiluan Tak Boleh Diubah Jelang Pemilu

Nasional
Ditanya Soal Lirik Kaesang di Pilkada Jakarta, Nasdem: DKI Punya Basis Perlawanan

Ditanya Soal Lirik Kaesang di Pilkada Jakarta, Nasdem: DKI Punya Basis Perlawanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com