JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo berharap, Bank Dunia dapat mewujudkan sistem keuangan yang lebih adil bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Harapan ini ia sampaikan saat bertemu dengan Presiden Bank Dunia Ajay Banga dan delegasi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/9/2023).
"Indonesia dan negara berkembang lain menaruh harapan besar kepada Anda untuk wujudkan sistem keuangan global yang lebih adil bagi semua, terutama bagi negara berkembang," kata Jokowi, Senin, dikutip dari siaran pers.
Baca juga: Presiden Jokowi Terima Bos Bank Dunia, IMF, dan World Economic Forum di Istana Jelang KTT ASEAN
Jokowi meyakini, Banga menyadari kritik yang diarahkan ke Bank Dunia, termasuk dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengenai kurangnya perhatian pada kepentingan negara-negara berkembang.
Menurut Jokowi, situasi ketidakpastian global saat ini berdampak pada pembangunan di negara berkembang.
Oleh karena itu, ia memandang perlu adanya kolaborasi lintas pemangku kepentingan untuk menghadapi situasi tersebut.
“Saya ingin jajaki potensi kolaborasi Bank Dunia dengan Indonesia dan ASEAN untuk jawab tantangan tersebut,” kata Jokowi.
Kepala Negara juga menyampaikan komitmen Indonesia dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dalam pertemuan dengan Banga.
Baca juga: Imbas Indeks Performa Logistik RI Turun, Kadin Minta Bank Dunia Hitung Ulang 4 Indikator
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mendorong penguatan komitmen untuk merealisasikan pembiayaan dan investasi dalam transisi energi dan ekonomi hijau.
“Berbagai terobosan telah kami lakukan, termasuk pengembangan EBT dan upaya penerapan pajak karbon. Tapi tidak semua negara dapat penuhi kebutuhan pembiayaan hijau,” kata Presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.