Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Curhat soal Salam Merdeka: Saya seperti Ditertawakan

Kompas.com - 23/08/2023, 09:48 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri curhat soal dirinya yang mencoba memopulerkan pekik salam merdeka kepada bangsa Indonesia.

Meski salam itu dirasa mulai populer, Megawati merasa apa yang dilakukannya itu dianggap bahan tertawaan bagi sebagian orang.

"Seperti sekarang untuk saya memopulerkan, yang tadi diteriakkan kita bersama-sama. Alhamdulilah sudah mulai populer, (tapi) saya seperti diketawakan," kata Megawati di hadapan relawan Ganjar Pranowo di Yogyakarta, Selasa (22/8/2023).

Baca juga: Megawati Sebut Salam Merdeka Dilakukan dengan Tangan Mengepal, Bukan Terbuka

Megawati kemudian menjelaskan bahwa salam merdeka itu sudah dipopulerkannya sejak masa PDI-P masih bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di era Orde Baru.

Namun, saat itu, Megawati pun mengaku salam merdeka yang dipopulerkannya sudah banyak menjadi bahan perbincangan.

"Lah, katanya. Wong sudah merdeka, teriak-teriak merdeka," cerita Megawati.

Presiden kelima RI ini menjelaskan alasannya memekikkan salam merdeka dengan lantang dan tak henti.

Baca juga: Kata Sekjen PDI-P soal Anies Ajak Pekikkan Salam Merdeka dengan Tangan Terbuka

Menurut dia, ini karena ia teringat para pejuang kemerdekaan yang kerap bertemu ayahnya, Presiden Pertama RI sekaligus Proklamator Kemerdekaan, Soekarno atau Bung Karno.

Kata para pejuang itu, yang saat ini diperlukan bukan lagi mati, melainkan mengisi kemerdekaan. Maka, salam merdeka harus terus digaungkan.

"Banyak para pejuang karena masih ada, ketika bapak saya masih presiden, saya bertemu, menimba mereka (pejuang) lakukan. 'Kenapa sih, kok setiap ketemu, (ucapkan salam) merdeka atau mati? Lah saya nanya, lah sekarang kan sudah enggak perlu mati lagi, itu saya tanya sama om-om (pejuang) saya itu. 'Lah iya, sekarang sudah enggak perlu mati, kita musti, merdeka, merdeka, merdeka," beber Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-Benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-Benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com