Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB Prediksi Masih Ada Potensi Banjir dan Karhutla pada Agustus-September

Kompas.com - 22/08/2023, 10:58 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi masih ada potensi banjir di sebagian wilayah serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Agustus-September 2023.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, banjir terjadi di sebagian wilayah lantaran masih ada curan hujan dengan kurangnya daerah resapan air di daerah tersebut.

Sementara karhutla terjadi lantaran Indonesia sudah memasuki puncak musim kemarau pada Agustus-September 2023.

"Untuk akhir Agustus ini, kita sudah ada pada fase peak-nya, fase puncaknya kemarau," kata Abdul Muhari dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, dikutip dari YouTube Kompas.com, Selasa (22/8/2023).

Baca juga: Padamkan Karhutla di Kalbar, Baling-baling Helikopter BNPB Rusak Kena Tali Layangan

Pria yang karib disapa Aam ini menuturkan, beberapa wilayah dengan potensi kebakaran hutan dan lahan, meliputu daerah daerah tengah selatan Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara hampir seluruhnya, Kalimantan tengah ke selatan, Sulawesi tengah ke selatan, dan Papua tengah ke selatan.

Ia meminta masyarakat di wilayah tersebut harus berhati-hati, termasuk masyarakat yang tinggal di permukiman padat penduduk.

"Itu kita benar-benar harus waspada. Kalau untuk Jawa itu kekeringan dan kebakaran lahan dengan perumahan. Sangat hati-hati dengan sampah, puntung rokok dan lain-lain. Hati-hati di permukiman karena kebakaran satu rumah bisa menjalar dengan cepat ke yang lain," tutur Aam.

Sementara itu, daerah dengan potensi banjir meliputi Sumatera tengah ke utara, Kalimantan tengah ke utara, dan daerah lain di bagian utara ekuator.

Kendati begitu kata Aam, potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah itu tetap perlu diwaspadai.

Ia lantas mencontohkan Aceh, yang menjadi wilayah banjir dan karhutla pada saat yang bersamaan. Banjir terjadi di bagian selatan, sementara karhutla di bagian utara.

"Riau, Jambi, Sumsel, tetap waspada. Dalam dua bulan ini sudah terkendali, dipertahankan. Tetapi tentu saja tidak hanya kebakaran hutan yang harus kita waspadai, tapi banjir juga bisa terjadi di musim kemarau," jelas Aam.

Baca juga: BNPB Sebut Sudah Identifikasi Lokasi Pembangunan Gudang Logistik di Puncak Papua Tengah

Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian wilayah Indonesia masih mendapat curah hujan hingga mengakibatkan banjir, saat daerah lain mengalami kekeringan.

Kejadian iklim ekstrem berupa banjir dan kekeringan ini berpotensi menyebabkan tanaman gagal panen atau puso semakin luas.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menuturkan, pertanian memang merupakan sektor yang mengalami dampak paling serius akibat perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan dan kenaikan suhu udara menyebabkan produksi pertanian menurun secara signifikan.

Hal ini, kata dia, membuat ketahanan pangan akan terancam.

"Dampak Perubahan iklim yang demikian besar memerlukan upaya aktif untuk mengantisipasinya melalui strategi mitigasi dan adaptasi. Jika tidak, maka ketahanan pangan nasional akan terancam," ungkap Dwikorita dalam siaran pers, Rabu (2/8/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com