Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bicara Soal Pemilu di Hadapan Jokowi Saat Sidang DPR, Puan: Ojo Pedhot Oyot

Kompas.com - 16/08/2023, 18:37 WIB
Aditya Mulyawan

Penulis

KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani meminta masyarakat Indonesia tidak lupa terhadap akar sejarahnya.

Hal itu ia sampaikan dalam Sidang Paripurna DPR Tahun Sidang 2023-2024 perdana di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023).

Sebagai informasi, kegiatan tersebut turut dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan digelar usai Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Sidang Bersama DPR RI dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin hadir untuk menyampaikan secara langsung Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang APBN Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangan dan dokumen pendukungnya kepada DPR.

Setelah mengurai soal kinerja DPR dalam fungsi legislasi, Puan berbicara mengenai kerja-kerja DPR dalam fungsi pengawasan, termasuk mengawal proses pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

“DPR RI juga akan memberikan perhatian pada penyelenggaraan tahapan Pemilu yang sudah mulai dilaksanakan pada 2023,” kata Puan dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu.

Baca juga: Buka Rapat Paripurna DPR, Puan: Tak Ada Artinya Kekuasaan bila Rakyat Terbelah

Ia menambahkan, demokrasi dan pemilu merupakan alat dengan tujuan untuk kesejahteraan rakyat, serta menciptakan keadilan dan kemakmuran bagi rakyat Indonesia.

“Bahwa rakyat sentosalah tujuannya, bahwa rakyat bersatu hidup tentramlah tujuannya,” ujar perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.

Puan pun menekankan pentingnya demokrasi yang berjalan secara damai. Ia mengimbau seluruh elemen bangsa dan masyarakat Indonesia agar mengedepankan pemilu damai demi agar mencegah perpecahan.

“Tidak ada artinya kekuasaan bila rakyat terbelah menjadi kepingan-kepingan sosial dengan penuh dendam, saling benci, saling dengki, Perbedaan adalah alamiah. Persatuan adalah perjuangan kita bersama untuk mewujudkannya. Jadi, marilah kita jaga dan rawat persatuan Indonesia,” sebut Puan.

Puan mengatakan, fondasi utama untuk membangun negeri adalah persatuan rakyat. Sebab, bangsa Indonesia sulit mencapai kemajuan tanpa persatuan rakyat.

“Bangsa Indonesia hendaknya setia kepada sifat asalnya, yaitu bangsa yang berbeda-beda, tetapi dipersatukan oleh Pancasila. Ojo pedhot oyot!” tegas Puan.

Baca juga: Puan Maharani Pakai Baju Adat Dayak Bermotif Sakral, Hanya Boleh Dipakai Tokoh Besar

Mendengar istilah tersebut, ruang Sidang Paripurna riuh dengan tepuk tangan dari para anggota sidang.

Istilah ojo pedhot oyot sendiri memiliki arti “setia pada sumbermu”. Filosofi Jawa ini juga dapat dimaknai agar jangan mencabut atau memutus akar, sumber, asal usul, atau sejarah.

Dalam konteks Pemilu, Puan ingin menyampaikan pesan agar seluruh rakyat Indonesia tetap setia pada nilai-nilai yang menyatukan kemajemukan bangsa.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com