Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB Undang Pakar dan Akademisi Minta Masukan untuk Pemenangan Pemilu 2024

Kompas.com - 31/07/2023, 21:21 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Bendahara Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bambang Susanto mengungkapkan, partainya akan menggelar acara talkshow bertajuk "PKB Mendengar: Gus Imin Pilih Siapa" dengan mengundang para pakar dan akademisi, pada Selasa (1/8/2023).

Acara yang digelar di Kantor DPP PKB ini dimaksudkan untuk mematangkan strategi pemenangan partai dan Ketua Umum Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dalam menghadapi Pemilu 2024.

"Kami memang mengundang para pakar dan akademisi untuk memberikan masukan strategi terbaik untuk menang pada pilpres maupun pileg. Masukan dari pakar dan akademisi ini untuk melengkapi gerak taktis kita di lapangan," kata Bambang dalam keterangannya, Senin (31/7/2023).

Baca juga: PKB Dinilai Bakal Evaluasi Kontrak dengan Gerindra jika Prabowo Tak Pilih Muhaimin Cawapres

Bambang menyebutkan, para pakar politik dan akademis yang diundang antara lain, Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes, serta Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan.

Kemudian, CEO Polmark Research Center Eep Saefullah Fatah, Restika Herlambang dari Indikator Indonesia, serta Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno.

“Para pakar yang diundang dinilai mempunyai kapasitas cukup untuk membedah peta politik Indonesia serta mampu memberikan masukan strategis bagi PKB dalam menghadapi Pemilu 2024,” ujar Bambang.

Dalam menghadapi Pemilu, Bambang mengatakan, PKB dan Muhaimin memiliki keunggulan komparatif dalam menghadapi Pemilu 2024.

Pertama, PKB dinilai sangat identik dengan Nahdlatul Ulama (NU) yang mempunyai basis massa sangat besar. Kedua, PKB menjadikan Provinsi Jawa Timur sebagai basis tradisional yang seringkali menjadi penentu kemenangan dalam Pilpres.

Baca juga: Sindir Koalisi PKB-Gerindra Tanpa Deklarasi Capres-Cawapres, Puan: Sudah 11 Bulan Lho, Cak Imin

“Keunggulan komparatif dalam Pemilu 2024 harus mampu dikomparasikan PKB menjadi keunggulan mutlak sehingga PKB mampu meraih target 100 kursi di DPR RI dan mengantarkan Gus Imin sebagai pemenang Pilpres 2024,” tutur dia.

Kendati begitu, kata Bambang, pihaknya mempunyai beberapa tantangan yang membutuhkan solusi konkret dalam mengahadapi pemilu, antara lain belum meratanya perolehan suara PKB, utamanya di daerah-daerah pemilihan luar Jawa.

"Masih lekatnya persepsi PKB sebagai partai agama, hingga minimnya tingkat keterkenalan PKB di kalangan anak muda," tambah Bambang.

“Kehadiran para pakar dan akademisi kami harapkan memberikan masukan konstruktif terkait apa yang harus dilakukan oleh struktur PKB dalam mengatasi berbagai tantangan yang ada,” ujarnya lagi.

Selain itu, Bambang menambahkan, di internal PKB juga terjadi dinamika terkait posisi terbaik Cak Imin dalam Pilpres 2024.

Baca juga: Tunjukkan Keakraban dengan Ganjar, Anies: Lawan dalam Pemilu adalah Teman Demokrasi

Menurutnya, sebagian pengurus PKB menghendaki Muhaimin melakukan penjajakan koalisi lain di luar Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Hal ini, kata dia, karena ketidakjelasan sikap Gerindra dalam memberi kepastian untuk Muhaimin menjadi pasangan Prabowo Subianto pada Pemilu 2024.

“Namun sebagian pengurus lain masih ngotot agar PKB tetap berada dalam KKIR yang sudah hampir setahun berjalan," katanya.

"Kami menilai para pakar dan akademisi yang kita undang juga bisa memberikan pandangan terkait opsi-opsi terbaik yang harus diambil PKB dan Gus Imin terkait arah koalisi jelang Pemilu 2024,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com