Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Airlangga dan Ridwan Kamil Keluar dari Bursa Cawapres, PDI-P Sebut Cari yang Terbaik

Kompas.com - 27/07/2023, 22:06 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya terus berdialog dengan para kandidat bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo untuk mencari pasangan calon (paslon) terbaik guna maju di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Hal itu disampaikan Hasto usai ditanya soal nama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang terlempar dari kandidat bakal cawapres Ganjar.

"Yang penting dialog-dialog terus dilakukan agar diperoleh pasangan yang terbaik bagi kemajuan Indonesia," kata Hasto ditemui di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakara, Kamis (27/7/2023).

Namun, Hasto mengaku, ia tidak ada yang bisa memastikan apakah PDI-P tetap akan bekerja sama dengan Partai Golkar di pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Pasalnya, nama Airlangga dan Ridwan Kamil yang sama-sama kader Partai Golkar terdepak dari kandidat bakal cawapres Ganjar.

Baca juga: Ganjar Bicara soal Peran Penting Kalangan Milenial dan Gen Z di Pemilu 2024

Menurut Hasto, soal siapa yang akan dipilih mendampingi Ganjar tetap menunggu keputusan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan para ketua umum partai politik pendukung.

"Tunggu saja, Bu Mega kan sudah berpesan urusan siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar tunggu momentum yang tepat," ujarnya.

Hasto mengungkapkan bahwa tidak hanya Megawati dan jajaran partai bekerja untuk Pilpres 2024.

Melainkan, Ganjar yang diusung oleh PDI-P juga terus bekerja turun ke bawah untuk mencapai kemenangan pada Pemilu mendatang.

"Maka Pak Ganjar ini bergerak cepat untuk Indonesia maju," kata Hasto.

Baca juga: Hasto Ungkap Gibran Sudah Klarifikasi soal Pernyataan Bantah Jadi Jurkam Ganjar

Sebelumnya diberitakan, Ketua Bidang Politik DPP PDI-P Puan Maharani telah mengumumkan lima nama yang kini mengerucut sebagai kandidat rekan duet Ganjar di Pilpres 2024.

Lima nama tersebut adalah Menparekraf Sandiaga Uno, Menteri BUMN Erick Thohir, mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Andika Perkasa, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Kelima nama ini diumumkan Puan usai acara syukuran hari lahir (harlah) ke-25 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah pada 23 Juli 2023.

Nama Sandiaga Uno diusulkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai politik pertama yang meneken kerja sama politik dengan PDI-P.

Sementara itu, nama Erick Thohir disodorkan oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dalam lawatannya bulan lalu.

Baca juga: Tim Teknis Golkar-PDI Perjuangan Belum Akan Bahas Nama Cawapres

Nama Andika Perkasa mengemuka ketika ia menghadiri acara internal PDI-P. Sedangkan munculnya nama AHY terbilang mengejutkan ketika diumumkan Puan di tengah-tengah rakernas PDI-P bulan lalu.

Sementara itu, Muhaimin Iskandar menjadi nama teranyar yang masuk ke radar selepas acara harlah di Solo.

Dengan demikian, beberapa kandidat yang sebelumnya sempat disebut-sebut berpotensi mendampingi Ganjar otomatis gugur.

Mereka adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menko Polhukam Mahfud MD, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Baca juga: Syarat Pendaftaran Capres-Cawapres Pemilu 2024 Menurut UU

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Nasional
Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Nasional
Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Nasional
Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com