Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB: Muhaimin Masih Sabar Menunggu Takdir, Apakah Bersama Pak Prabowo atau Tidak

Kompas.com - 25/07/2023, 15:05 WIB
Vitorio Mantalean,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyebut bahwa Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar masih menunggu "takdir" berkaitan dengan pencalonannya dalam Pilpres 2024 bersama Partai Gerindra.

Sejak 11 bulan lalu, kedua partai meneken piagam koalisi untuk membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

Dalam piagam tersebut, pengusungan capres dan cawapres harus atas restu kedua ketua umum, dalam hal ini Muhaimin dan Prabowo Subianto.

"Pak Muhaimin masih sabar menunggu takdir, apakah nanti entah 11 bulan lebih berapa hari muncul keputusan bersama Gerindra atau Pak Prabowo," kata Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, dalam keterangan suara, pada Selasa (25/7/2023).

Baca juga: Gerindra: Pembicaraan Kami dengan PKB, Hanya Satu Calon Wakil Presiden, Muhaimin

Ia tak menampik bahwa PKB berharap koalisi ini seharusnya sudah mengumumkan capres-cawapresnya dengan nama Muhaimin di sana.

"Kalau usia kami 11 bulan, mestinya sudah di-caesar kalau belum lahir," kata Jazilul memberi analogi.

PKB disebut tidak akan terburu-buru, tetapi mengakui bahwa pendekatan yang dilakukan PDI-P belakangan ini sebagai "godaan".

Dalam acara syukuran Hari Lahir (Harlah) ke-25 PKB di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Minggu lalu, Ketua Bidang Politik DPP PDI-P Puan Maharani menyebut nama Muhaimin sebagai nama kelima bakal calon wakil presiden mereka pendamping Ganjar Pranowo.

Jazilul mengapresiasi penominasian itu dan kembali menegaskan bahwa PKB dan PDI-P selama ini seperti saudara.

Baca juga: Sejumlah Kiai Ikrarkan Dukungan untuk Muhaimin pada Pilpres 2024

Dalam pemenangan Presiden RI Joko Widodo pada Pilpres 2014 dan 2019, kedua kubu memang memainkan peran sentral dalam koalisi.

Ujian sejarah itu dianggap menjadi faktor yang dapat membuat PKB yakin bahwa PDI-P tak akan mengecewakan mereka.

Namun, Jazilul menegaskan bahwa PKB punya etika.

"Meskipun Gus Muhaimin ada di 5 besar yang ada, kami juga harus mempertimbangkan hubungan yang 11 bulan dengan Gerindra," ucap dia.

Nasib Muhaimin bersama Prabowo memang di ambang ketidakpastian yang nyata.

Belakangan, Prabowo kian blak-blakan menunjukkan kedekatannya dengan Menteri BUMN Erick Thohir.


Dari segi elektabilitas, tingkat keterpilihan Erick Thohir sebagai cawapres juga lebih moncer dari Muhaimin, berdasarkan hasil survei berbagai lembaga.

Sementara itu, terkait pencalonan presiden, Prabowo dianggap jauh lebih berpeluang dibandingkan Muhaimin.

Elektabilitas Menteri Pertahanan tersebut bahkan disebut-sebut sebagai yang tertinggi saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Interupsi PKS di Rapat Paripurna: Makan Siang-Susu Gratis Harus Untungkan Petani, Bukan Penguasa

Interupsi PKS di Rapat Paripurna: Makan Siang-Susu Gratis Harus Untungkan Petani, Bukan Penguasa

Nasional
Jokowi Puji RS Konawe yang Dibangun Pakai Uang Pinjaman

Jokowi Puji RS Konawe yang Dibangun Pakai Uang Pinjaman

Nasional
Sikap Politik PKS di Dalam atau Luar Pemerintah Ditentukan Majelis Syuro Bulan Depan

Sikap Politik PKS di Dalam atau Luar Pemerintah Ditentukan Majelis Syuro Bulan Depan

Nasional
Penembak Danramil Aradide Diketahui Sudah Bergabung ke OPM Kelompok Osea Satu Boma Setahun

Penembak Danramil Aradide Diketahui Sudah Bergabung ke OPM Kelompok Osea Satu Boma Setahun

Nasional
Disebut Bakal Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Jokowi: Saya Masih Jadi Presiden Sampai 6 Bulan Lagi Lho

Disebut Bakal Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Jokowi: Saya Masih Jadi Presiden Sampai 6 Bulan Lagi Lho

Nasional
Menkes Sebut Tak Ada Penghapusan Kelas BPJS, Hanya Standarnya Disederhanakan

Menkes Sebut Tak Ada Penghapusan Kelas BPJS, Hanya Standarnya Disederhanakan

Nasional
Baleg Rapat Pleno Revisi UU Kementerian Negara Siang Ini, Mardani: Kaget, Dapat Undangan Kemarin

Baleg Rapat Pleno Revisi UU Kementerian Negara Siang Ini, Mardani: Kaget, Dapat Undangan Kemarin

Nasional
Jokowi Bakal Gelar Rapat Evaluasi Bea Cukai

Jokowi Bakal Gelar Rapat Evaluasi Bea Cukai

Nasional
Kerajaan Arab Saudi Sampaikan Belasungkawa untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Kerajaan Arab Saudi Sampaikan Belasungkawa untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Nasional
Mendefinisikan Ulang Mudik untuk Manajemen di 2025

Mendefinisikan Ulang Mudik untuk Manajemen di 2025

Nasional
Saat Anwar Usman Kembali Dilaporkan ke MKMK, Persoalan Etik yang Berulang...

Saat Anwar Usman Kembali Dilaporkan ke MKMK, Persoalan Etik yang Berulang...

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro di Sultra, Telan Biaya Rp 1,57 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro di Sultra, Telan Biaya Rp 1,57 Triliun

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Indonesia Boleh Berziarah ke Makam Rasulullah

Kemenag: Jemaah Haji Indonesia Boleh Berziarah ke Makam Rasulullah

Nasional
Ingatkan soal Krisis Air, Jokowi: Jangan Biarkan Air Terus Mengalir ke Laut dan Tidak Dimanfaatkan

Ingatkan soal Krisis Air, Jokowi: Jangan Biarkan Air Terus Mengalir ke Laut dan Tidak Dimanfaatkan

Nasional
Korban Banjir Bandang Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Hilang, 37 Luka-luka

Korban Banjir Bandang Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Hilang, 37 Luka-luka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com