Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Selamat Datang, Kabinet "Sak Karepe Dewe"

Kompas.com - 18/07/2023, 06:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Nasdem sudah tidak mikirin menteri-menterinya mau diganti siapa, mau diganti jam berapa, terserah. Udah nggak mikirin itu lagi. Apalagi jika jabatan menteri diserahkan ke figur lain yang bukan berasal dari Nasdem. Ya sak karep’e dewe atau terserah Jokowi. Kan dia selama ini sudah sak karep’e dewe atau seenaknya sendiri. Kita ini menjadi orang baik, partai yang baik. Kalau Jokowi jahat kepada kita, dia akan memperoleh balasan dan kami akan memperoleh kebaikan. Itu saja.” – Effendi Choirie.

KOSAKATA Jawa kembali masuk dalam kamus komunikasi politik. Pada awal Jokowi maju berlaga di Pilpres, plonga-plongo yang menggambarkan sosok dengan mulut ternganga atau tercengang kerap disematkan ke mantan Wali Kota Solo itu.

Belum lagi Jokowi juga kerap dijuluki “klemar-klemer”. Kata ini mengandung makna orang yang lelet, tidak gesit dan lamban.

Ketika Jokowi dianggap terlalu ikut campur dengan urusan pencapresan, Jokowi juga mendapat julukan suka “cawe-cawe” atau ikut campur.

Terkiwari, langkah-langkah Jokowi dalam mengambil kebijakan termasuk dalam mengangkat personel menteri baru dikonotasikan: sak karep’e dewe!

Bisa jadi kekecewaan Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu Partai Nasdem itu terhadap Presiden Jokowi sudah berkategorikan “stadium empat”.

Betapa tidak, Nasdem kian “dipreteli” kedigdayaan di kabinet usai satu per satu menteri di kabinet Jokowi tersandung masalah.

Terkini, usai Johnny Gerard Plate berstatus tersangka terkait kasus rasuah pembangunan proyek menara base transceiver station atau BTS 4G Bakti Kemkominfo 2020 – 2022. Posisinya sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika diganti oleh Jokowi.

Representasi Nasdem lain di kabinet, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga sempat diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK atas temuan sejumlah kasus penyalahgunaan keuangan di kementerian tersebut.

Menariknya, pengganti Johnny Plate bukan berasal dari internal Nasdem. Jokowi menggeser Budi Arie Setiadi yang semula menjabat Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menjadi Menkoinfo.

Jatah Nasdem semakin berkurang, seiring semakin “ngebutnya” Nasdem mencapreskan Anies Baswedan.

Budi Arie Setiadi bukan berasal dari kader partai anggota koalisi pendukung, tetapi berasal dari relawan pendukung Jokowi bernama Projo atau Relawan Pro Jokowi.

Projo adalah salah satu dari sekian banyak elemen relawan pendukung Jokowi selama dua kali gelaran Pilpres.

Budi Arie Setiadi akhir-akhir ini kerap bermanuver dalam aksi dukung-mendukung Capres. Terbaru Budi Arie Setiadi terlihat semakin “akrab” dengan Prabowo Subianto yang dicapreskan oleh Gerindra dan PKB.

Padahal di awal duet Jokowi-Ma’ruf Amin, Projo yang menolak keras bergabungnya Prabowo ke dalam kabinet Indonesia Maju.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com