Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Kontroversi Al Zaytun

Kompas.com - 28/06/2023, 16:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETIDAKNYA dua pekan terakhir, nama Pesantren Al Zaytun hilir mudik di aneka pemberitaan. Itu juga bukan kabar baik, karena yang terpicu kemudian adalah polemik, bahkan kontroversi. 

Dalam penelusuran arsip harian Kompas, polemik yang melibatkan nama Pesantren Al Zaytun bukan baru kali ini terjadi. Sejak berdiri, pesantren ini sudah menghadirkan sejumlah kontroversi.

Baca juga: Menko PMK: Arahan Wapres agar Menko Polhukam Ambil Langkah Terkait Kontroversi Al-Zaytun

Namun, satu hal yang kemudian perlu digarisbawahi, bukan sistem dan proses pendidikan di pesantren ini yang memicu polemik bahkan kontroversi. Meskipun, pada akhirnya proses pendidikan ini menjadi sorotan pula. 

Yang menjadi polemik bahkan kontroversi dari Pesantren Al Zaytun adalah sosok Panji Gumilang. Panji Gumilang saat ini adalah pemimpin pondok pesantren. 

Panji ditengarai memiliki afiliasi dengan gerakan Negara Islam Indonesia. Dia juga dituding melakukan penistaan agama. 

Sekilas Al Zaytun

Penelusuran arsip harian Kompas mendapati mahad Al Zaytun didirikan pada 1993. Namun, aneka pemberitaan menyebut angka tahun yang berbeda, seperti 1996 dan 1999. 

Perbedaan angka tahun itu mendapat penjelasan dari laman mahad. Ternyata, 1993 adalah pendirian Al Zaytun dalam payung Yayasan Pendidikan Indonesia.

Lalu, 1996 merupakan awal pembangunan kompleks mahad. Adapun 1999 adalah peresmian operasional mahad.

Baca juga: Polri Cari Unsur Pidana Terkait Kasus di Ponpes Al Zaytun

Pada masanya, mahad Al Zaytun pernah disebut sebagai yang terbesar di Asia Tenggara. Lokasinya di atas tanah seluas lebih dari 1.200 hektare, Desa Mekarjaya, Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Presiden BJ Habibie adalah yang meresmikan mulai beroperasinya mahad Al Zaytun, yaitu pada Jumat (27/8/1999). Profil Al Zaytun pernah diangkat di harian Kompas edisi 16 Desember 2000.

Tangkap layar artikel profil pesantren Al Zaytun yang tayang di harian Kompas edisi 16 Desember 2000.ARSIP KOMPAS Tangkap layar artikel profil pesantren Al Zaytun yang tayang di harian Kompas edisi 16 Desember 2000.

Dalam wawancara yang direncanakan tayang untuk program Gaspol di Kompas.com dengan salah satu pendiri Al Zaytun, Imam Supriyanto, Rabu (28/6/2023), Panji disebut tidak dari awal menjadi jajaran petinggi di Al Zaytun.

Menurut Imam, nama Panji ada di jajaran pengurus pesantren barulah mulai pada 2005. 

Terindikasi punya kaitan dengan NII

Dari banyak polemik bahkan kontroversi yang terjadi, dugaan keterkaitan Al Zaytun dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII) merupakan yang paling mencuat dan menggelisahkan publik. 

Dalam catatan arsip Kompas, dugaan keterkaitan Al Zaytun dengan NII bukan kali ini saja mencuat. Salah satu momentum yang santer muncul di pemberitaan terjadi pada 2011. 

Nama Imam pun muncul ke publik pada kurun waktu itu, seturut pengakuannya pernah menjadi Menteri Peningkatan Produksi NII Komandemen Wilayah 9 pada 1997-2007.

Baca juga: Panji Gumilang Dilaporkan Pendiri NII Crisis Center ke Bareskrim Polri

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com