JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Menteri Komunikasi dan Informatika Mahfud MD menegaskan bahwa Satelit Republik Indonesia-1 (Satria-1) tetap bisa beroperasi, dan tidak terkait dengan kasus dugaan korupsi pengadaan base transceiver station (BTS) 4G, yang menjerat mantan Menkominfo, Johnny Gerard Plate.
Hal itu disampaikan Mahfud yang juga menjabat Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) dalam keterangan melalui video usai peluncuran satelit Satria-1.
"Sekali lagi saya tegaskan ini tidak ada hubungannya dengan kasus BTS 4G," kata Mahfud.
Mahfud melanjutkan, proyek Satria-1 terpisah dari pengadaan BTS 4G, dan tetap bisa digunakan karena memiliki tujuan berbeda.
Baca juga: Satelit Satria-1 Diprediksi Sampai Orbit di Langit Papua November 2023
"Saya ingin membantah pendapat yang mengatakan Satria-1 ini tidak ada gunanya karena jaringan di Bumi itu tidak bisa tersedia berhubung adanya kasus BTS 4G yang sekarang ditangani Kejaksaan Agung," ucap
Dia mengatakan, Satria-1 ditujukan buat memberikan layanan publik di daerah tertinggal, terdepan, dan terpencil.
Mahfud juga mengatakan, Satria-1 adalah satelit internet pertama milik pemerintah yang diluncurkan.
Satelit itu diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 buatan perusahaan Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX) milik miliarder Elon Musk.
Baca juga: Luncurkan Satelit Satria-1, Kemenkominfo Harap Bisa Dukung Akselerasi Transformasi Digital Nasional
Peluncuran Satria-1 dilakukan dari Pusat Antariksa Kennedy di Tanjung Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada pukul 18.21 waktu setempat, atau pukul 05.21 waktu Indonesia.
Pelaksana Tugas Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Kominfo Arief Tri Hardiyanto mengharapkan agar Satria-1 akan menempati orbit dan beroperasi dengan baik.
Dia mengatakan, satelit Satria-1 akan bergerak menempati orbit pada 146 derajat Bujur Timur yang berada di atas langit Papua.
"Semoga seluruh tahapan berjalan lancar hingga nanti bisa menempati orbit pada bulan November 2023,” kata Arief dikutip dari keterangan pers, Senin.
Baca juga: Satelit Internet Satria-1 Meluncur Pakai Roket Buatan SpaceX
Arief melanjutkan, selama perjalanan menuju orbit itu diharapkan satelit Satria-1 dalam kondisi baik hingga masa uji coba sebelum digunakan secara menyeluruh.
Dia menyampaikan, kondisi satelit akan terus dipantau oleh produsennya yang berada di Prancis, Thales Alenia Space, untuk memastikan seluruh perangkat bisa berfungsi dengan baik.
Arief berharap semua perangkat yang ada di Satria-1 dapat bekerja dengan baik, seperti panel surya (solar cell) dan antena.
"Dan bisa terkendali dari stasiun bumi," ucap Arief.
Satria-1 ditargetkan beroperasi penuh mulai Januari 2024.
Baca juga: Meluncur Besok, Satelit Satria-1 Siap Layani 50.000 Titik
Satelit itu merupakan satelit multifungsi pertama milik pemerintah dengan kapasitas terbesar di Asia.
Pemerintah mengharapkan agar peluncuran Satria-1 berhasil dan bisa mendukung akselerasi transformasi digital nasional, terutama buat pemerataan akses internet buat sekolah, rumah sakit, kantor pemerintahan, serta pos TNI-Polri di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.