Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Mengaku Kaget Ketika Puan Sebut AHY Dipertimbangkan Jadi Bacawapres Ganjar

Kompas.com - 17/06/2023, 09:10 WIB
Tatang Guritno,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan mengaku internal Partai Demokrat kaget ketika Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menyebut Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipertimbangkan sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) untuk mendampingi Ganjar Pranowo.

Sebab, selama ini komunikasi antara kedua partai politik (parpol) tersebut tidak berjalan dengan baik.

“Terus terang kami kaget, tapi berpositif thinking, apa iya? Tetapi dengan adanya demikian (rencana pertemuan Puan dan AHY) berarti pintu yang tadinya tertutup, terbuka,” ujar Syarief dalam program Gaspol! di YouTube Kompas.com, Jumat (16/6/2023).

Baca juga: Hubungan dengan PDI-P Tak Harmonis 20 Tahun, Demokrat: Hanya karena Tak Ada Komunikasi Bagus

Ia mengungkapkan Demokrat menyambut baik upaya komunikasi dan rencana pertemuan antara Puan dan AHY.

Dalam pandangannya, pertemuan itu cukup penting karena AHY merepresentasikan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Puan menjadi perwakilan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

“Ini kan dapat dideskripsikan yang satu putra Pak SBY, yang satu putri Ibu Megawati. Artinya, bagaimanapun dua pemimpin ini menjadi representasi anak muda yang akan menjadi salah satu pemimpin masa depan,” tutur dia.

Syarif pun menceritakan, komunikasi yang lancar antara Demokrat dan PDI-P terjadi saat SBY menjabat sebagai Presiden ke-6 RI periode kedua, yakni di tahun 2009 - 2014. Kala itu, almahrum Taufik Kiemas yang merupakan suami Megawati menjadi Ketua MPR RI.

Baca juga: Bantah Pertemuan AHY-Puan untuk Negosiasi Kursi Menteri, Demokrat: Enggak Ada Tawaran Itu...

“Komunikasi yang membuat kondisi politik pada saat itu sangat nyaman, nah kondisi ini berakhir hingga tahun 2014. Setelah itu tidak terjadi lagi komunikasi, yang menyebabkan ada persepsi,’Kok ini PDI-P dengan Demokrat sudah tidak bisa bekerja sama,’” imbuh dia.

Diketahui PDI-P dan Demokrat tengah mencari momentum yang tepat untuk menghelat pertemuan antara Puan dan AHY.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengungkapkan pertemuan sangat mungkin terjadi hari ini, Sabtu (17/6/2023) atau Minggu (18/6/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com