SEPULUH tahun lalu, mengurus visa haji perempuan sulit. Beberapa sepertinya memandang perempuan prirotas selanjutnya untuk haji, yang diutamakan adalah kaum laki-laki.
Tahun 2023 tidak lagi, jamaah perempuan jumlahnya melebihi jumlah laki-laki. Terutama usia lansia, jumlah perempuan haji lebih banyak. Perempuan berusia lebih panjang dari laki-laki memang.
Kebutuhan petugas perempuan pun juga meningkat jumlahnya. Amirul Hajj adalah Menteri Agama, KH Yaqut Cholil Qoumas, tetapi anggotanya perempuan-perempuan: Alissa Wahid, Badriyah Fayumi, dan Indah Pertiwi Nataprawira, tim sekretariat Mariana Ariestyawati.
Dua anggota monitoring dan evaluasi tahun 2023 adalah perempuan, Mariana dan Halimatus Sa’diyah. Para dokter perempuan, konsultan ibadah perempuan, dan banyak petugas perempuan.
Perempuan dan laki-laki mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Haji tahun ini dalam kesetaraan gender patut disyukuri.
Memang dalam banyak tradisi keagamaan, istilah dari studi gender dan feminisme, mengandung bias gender. Laki-laki selalu utama dan menjadi pemimpin. Perempuan adalah kelas selanjutnya.
Perempuan dan laki-laki adalah pembagian alam, sosial, dan adat. Laki-laki menjadi imam, pemimpin ibadah, kelas ulama, pendeta, dan yang memegang otoritas agama. Perempuan masih tabu jika di depan memimpin doa.
Padahal dalam agama yang lebih kuno yang telah sirna, hanya dikenal dalam data arkeologis dan reliefnya, sesembahan tertua Mesopotamia, Sumeria, Babilonia, Akkadia, dan Asiria, adalah perempuan, yaitu Dewi Inanna, sejajar dengan dewi Bulan.
Perannya dalam keagamaan dikaitkan dengan kesuburan, kecantikan, perang dan keadailan.
Simbol Dewi lebih kuno lagi ditemukan arca besar menyerupai perempuan gemuk berusia kurang lebih 35.000 tahun yang lalu menggambarkan Dewi Venus Hohle Fels.
Dalam tradisi Arab sebelum Islam, dewi-dewi juga dengan dlomir (kata ganti) Ha, jenis perempuan, bukan hu.
Islam adalah agama monotheisme (tauhid), keesaan dan abstraknya konsep Tuhan searah dengan yang serumpun Semitik, yaitu Yahudi, Kristiani dan sepupu-sepupunya seperti Zoroaster, Mazdak, atau Mani.
Betul ada jenis kelamin perempuan dan laki-laki secara biologis, dengan fungsi reproduksi penghasil sperma dan ovum yang menjadikan janin untuk kebutuhan reproduksi, insting dasar makhluk hidup, sebagaimana juga mamalia lainnya.
Manusia masuk dalam jenis mamalia sama seperti hewan berkaki empat lain, atau bahkan lumba-lumba di laut.
Manusia masuk dalam mamalia, kemudian turun kategori menjadi primata, dan lebih spesifikasinya adalah kera besar (great apes).