ZIARAH, atau kunjungan pada situs bermakna, adalah fenomena semua agama. Islam mempunyai banyak persamaan dengan agama-agama lain.
Sebagaimana juga tradisi keagamaan lain, Islam menawarkan gejala khusus dan unik. Umat Islam mempunyai ikatan yang kuat pada tempat kelahiran agama itu sendiri, yaitu Mekkah dan Madinah di Saudi. Ziarah ke tempat suci ini dikenal dengan sebutan haji dan umroh.
Dalam iman Hindu dan Buddha, gunung tinggi Himalaya merupakan tempat suci bagi pemeluknya. Tempat itu dikenal dengan istilah Dewalaya, tempat bersemayamnya para Dewa. Dari sanalah aliran sungai yang disucikan Gangga bermula.
Vanarasi, atau Benares di Uttar Pradesh juga merupakan tempat lain bagi Hindu. Kota itu juga dilewati sungai Gangga yang juga menjadi situs penting untuk ziarah umat Hindu. Ritual dan perayaan sering diadakan di tempat situ.
Mekkah adalah tempat kelahiran Islam, kota pertama kali seribu lima ratus tahun yang lalu Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah.
Dakwah pertama kali dilakukan mengajak orang-orang terdekat Nabi untuk beriman apa yang dipesankannya.
Umat Islam di seluruh dunia selama musim haji menyapa Mekkah dan berdoa di sekitar area Haram, Ka’bah yang dikelilingi masjid megah dan modern.
Air Zamzam tersedia di sepanjang masjid, semua jamaah haji menikmati kala haus di siang hari yang sangat terik.
Sama halnya dengan umat Hindu yag mensucikan air sungai Gangga, air Zamzam juga bermakna bagi umat Islam.
Umat Katolik mengunjungi Vatikan, di mana Paus berada. Di lapangan Basilika Santo Petrus umat Katolik dari berbagai negara sering berkumpul. Sang Paus memberi ceramah.
Umat menikmati pesan-pesan Paus tersebut. Kebetulan Penulis pernah menghadiri ceramah Paus tersebut besama Menteri Agama dan Ketua Umum PBNU tahun 2022 lalu dalam rangka memperkuat dialog Islam dan Katolik. Kami diterima oleh Paus dengan ramahnya.
Waktu kunjungan itu, umat Katolik dari berbagai negara disapa satu per satu dengan berbagai bahasa.
Dalam ajaran Islam, tentu ceramah setiap Jumat diperdengarkan, sebagaimana Kristiani setiap minggu. Namun hadir dalam musim haji di Mekkah, intinya tidak mendengar ceramah tersebut, tetapi mengunjungi Ka’bah.
Dalam literatur Sirah (biografi Nabi Muhammad), Tarikh (Historiografi) dan beberapa riwayat diterangkan bahwa Ka’bah dikembalikan asal muasalnya ke Nabi Ibrahim.
Nabi ini kebetulan juga sudah hadir dalam Perjanjian Lama, Kitab Suci bagi Yahudi, Katolik, dan Protestan. Memang, Al-Quran menarasikan kembali banyak kisah Perjanjian Lama.