Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Ubah Kapasitas Tempat Duduk Pesawat, Kemenag Harap Arab Saudi Periksa Saudia Airlines

Kompas.com - 08/06/2023, 10:55 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Saiful Mujab berharap otoritas Arab Saudi memeriksa manajemen Saudia Airlines, khususnya yang bertanggung jawab dalam penerbangan jemaah haji Indonesia.

Pasalnya, sampai saat ini, Saudia Airlines dianggap berbuat tidak profesional. Saudia Airlines disebut sering mengubah kapasitas seat (tempat duduk) pesawatnya. Tindakan itu dilakukan secara sepihak tanpa persetujuan Kemenag.

Saiful Munab mengatakan, ketidakprofesionalan Saudia Airlines telah mengganggu kenyamanan dan ketenangan jemaah. Kapasitas seat pesawat terus berubah-ubah.

"Saya pikir pihak otoritas Arab Saudi perlu meninjau dan memeriksa manejemen Saudia Airlines saat ini. Kenapa mereka tidak mampu menerbangkan jemaah haji sesuai jadwal? Kenapa tidak mampu menyediakan pesawat dengan kapasitas seat yang dijanjikan?" ucap Saiful Mujab dalam siaran pers, Kamis (8/6/2023).

Baca juga: Wapres Minta Maskapai Hindari Delay, Ingatkan Banyak Calon Jemaah Haji Lansia

Dia menyayangkan kejadian ini terjadi dalam proses pemberangkatan jemaah haji pada gelombang pertama.

Saiful Munab pun bertanya-tanya mengapa maskapai pelat merah kerajaan Arab Saudi itu tidak melaksanakan penerbangan sesuai jadwal dan kapasitas seat pesawat yang telah disepakati.

"Dari aspek penerbangan, Saudia Airlines tahun ini gagal memberikan layanan yang baik ke jemaah haji Indonesia," ucap dia.

Pemeriksaan, kata Saiful, layak dilakukan. Sebab, proses penerbangan jemaah haji Indonesia sudah dibahas sejak lama.

Jadwal dan jenis pesawat yang digunakan juga sudah ditentukan dan disepakati.

Adanya perbedaan dari kesepakatan final membuat jemaah haji terpisah dari rombongan.

"Tingkah Saudia Airlines membuat banyak jemaah terpecah dari rombongannya sehingga menjadi tidak nyaman. Ini jelas tidak sejalan dengan semangat memuliakan jemaah haji," ucapnya.

Sebagai informasi, Kemenag sebelumnya juga melayangkan protes kepada Saudia Airlines lantaran penerbangan molor. Mereka meminta agar jemaah haji Indonesia memberikan kompensasi.

Adapun delay terjadi pada penerbangan haji pada Kamis (25/5/2023). Pada saat peristiwa terjadi, jemaah kloter 4 asal Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS) mengaku tidak mendapatkan kompensasi seperti snack (makanan ringan), minuman, dan makanan.

Baca juga: Jemaah Haji Diimbau Peka dan Bantu Anggota Rombongan Lansia saat Beribadah

Jemaah kloter JKS-04 semestinya diberangkatkan pukul 09.20 WIB. Namun, baru berangkat menuju bandara pada pukul 14.28 WIB.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyebut, kapasitas seat pesawat yang didatangkan beberapa kali tidak sesuai dengan kontrak.

Misalnya, seharusnya dalam satu pesawat memiliki kapasitas 480 tempat duduk. Namun, yang datang hanya memiliki kapasitas untuk 405 orang.

"Sehingga ada 75 jemaah lain yang harus menunda keberangkatannya. Ini jadi catatan kami," beber Menag.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com