Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhaimin dan AHY Sempat Berbincang Empat Mata, Apa Isinya?

Kompas.com - 04/05/2023, 05:34 WIB
Tatang Guritno,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sempat berbincang empat mata.

Pertemuan itu berlangsung setelah keduanya berbincang bersama Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta sejumlah elite PKB dan Demokrat.

“Tadi kita memang tambah sedikit, karena masih ada hal-hal yang kita ingin diskusikan,” ujar AHY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/5/2023).

Baca juga: PKB Buka Kemungkinan Koalisi dengan Demokrat, Muhaimin: Takdir di Tangan Tuhan

Ia mengungkapkan dalam perbincangan itu, Demokrat menemukan beberapa kesamaan dengan PKB. Namun, hal itu tak lantas membuat sikap politik kedua partai politik (parpol) berubah saat ini.

“Tidak ada yang terlalu jauh, terlalu berlebihan untuk dianggap sebagai manuver politik yang begitu menentukan,” ucap AHY.

“Karena sejatinya kita terus berproses, berkomunikasi, menghormati perbedaan, menghormati posisi politik masing-masing,” ungkap dia.

Baca juga: AHY dan Cak Imin Buka Peluang Kerja Sama Demokrat-PKB

Dalam kesempatan yang sama, Muhaimin mengaku sempat ingin mempengaruhi AHY untuk bergabung dalam koalisi besar. Namun, ia lebih memilih mengurungkan niat tersebut.

“Tapi setelah ketemu, ternyata imannya kuat. Karena imannya kuat ya saya harus hati-hati ngomongnya,” tutur dia.

Namun demikian, Muhaimin tak memungkiri bahwa ada upaya saling menggoda untuk bergabung dengan koalisinya masing-masing.

“Namanya koalisi harus saling menggoda, siapa tahu ya. Memperbanyak teman, apalagi saling mengisi,” imbuh dia.

Adapun saat ini PKB telah membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) bersama Partai Gerindra.

Baca juga: Terima Muhaimin di Cikeas, AHY: Rasanya Kita Saling Menggoda

Koalisi tersebut tengah intens menjajaki pembentukan koalisi besar bersama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diisi Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Sementara itu, Demokrat telah sepakat membangun Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ketiga partai ini sepakat untuk mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden pada Pemilu 2024.

Sedangkan PDI-P juga telah mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presidennya. Belakangan, PPP turut memberikan dukungan terhadap Ganjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com