Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah WNI di Sudan: 8 Tahun Tinggal di Tengah Perang, Ingin Pulang tapi Tak Punya Uang

Kompas.com - 29/04/2023, 07:08 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Sudan, Sarniah (31), merasa bersyukur bisa pulang kembali ke Tanah Air setelah delapan tahun berada di Sudan.

Dia mengatakan, lama tinggal di Sudan yang dia ingat hanyalah konflik berkepanjangan di negara Afrika Utara itu.

"Saya sudah berada di sana selama delapan tahun, di sana ada bom ada perang begitu," ujar dia dalam siaran pers Kementerian Sosial, Jumat (28/4/2023).

Dia mengaku sudah lama ingin pulang ke Indonesia, tetapi tak punya biaya karena perjalanan panjang dan jauh.

Baca juga: Pertempuran Sudan: 74 Orang Tewas di Kota El Geneina Dalam 2 Hari

"Mau pulang enggak ada duit, dari dulu mau pulang, tapi enggak ada uang," kata Sarniah.

Sebab itu, dia merasa bersyukur di tengah konflik militer pemerintahan Sudan dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF), Indonesia memberikan "tiket gratis" untuk kepulangan Sarniah.

Ia juga berterima kasih kepada Kementerian Sosial karena telah memberikan bantuan logistik setelah tiba di Indonesia.

"Alhamdulillah tahunya ada tiket pemulangan. Terima kasih kepada Kemensos yang memberikan bantuan logistik," kata dia.

Baca juga: Cerita Orangtua WNI di Sudan, Lega Anaknya Bebas dari Suara Bom dan Rentetan Senjata Api

Kemensos diketahui memberikan bantuan logistik berupa kidsware, pakaian dewasa pria dan wanita, pakaian anak, mainan edukasi anak, pakaian dalam pria dan wanita, perlengkapan mandi, dan makanan nasi boks dengan total bantuan Rp 1.114.770.000.

Begitu juga Layanan Dukungan Psikososial yang diberikan selama 5 (lima) hari sejak 28 April hingga 2 Mei 2023.

"Selain itu, Kementerian Sosial menyiapkan tujuh psikolog untuk memberikan Layanan Dukungan Psikososial, satu tenda untuk tempat bermain anak-anak, satu tenda lainnya untuk Posko Kesehatan dari Kementerian Kesehatan," ujar Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Non Alam Kementerian Sosial (PSKBNA) Mira Riyati.

Sebagai informasi, pemulangan tahap pertama sebanyak 385 WNI tiba di Tanah Air dari proses evakuasi di Sudan di Bandara Seokarno-Hatta hari ini, Jumat.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, ratusan WNI tersebut tiba dengan pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 991.

WNI yang tiba di Tanah Air terdiri dari 248 perempuan, 137 laki-laki, dan 43 anak-anak.

Diketahui, Sudan tengah mencekam karena pertempuran meletus antara tentara reguler dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) yang sudah berlangsung selama lebih dari sepekan.

Pertempuran untuk memperebutkan kekuasaan tersebut telah menewaskan ratusan orang dan membuat jutaan orang Sudan tidak mendapatkan akses ke layanan dasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com