Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut PPP Tak Ikut Pertemuan KIB Malam Ini, Golkar: Kan Sudah Meninggalkan KIB

Kompas.com - 27/04/2023, 16:36 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Golkar Lamhot Sinaga menyebut Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tak akan mengikuti konsolidasi anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) malam ini, Kamis (27/4/2023).

Ia menuding, PPP telah hengkang, tak lagi menjadi bagian dari koalisi tersebut.

“Ya enggak mungkin ada. PPP kan sudah meninggalkan KIB,” ujar Lamhot dihubungi wartawan, Kamis (27/4/2023).

Namun ia mengklaim KIB tidak bubar dengan perginya PPP itu. Sebab, jumlah kursi suara Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) masih memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold.

Baca juga: Ketum PAN Hormati Sikap PPP yang Usung Ganjar Capres

“Karena kursi (DPR RI) Golkar dengan PAN itu 126. Itu masih memenuhi presidential threshold. Jadi KIB masih ada tanpa PPP,” ungkap dia.

Di sisi lain, ia mengungkapkan pertemuan nanti malam justru akan dihadiri oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Menurutnya, kedatangan Prabowo dalam rangka membahas pembentukan koalisi besar yang tengah dijajaki oleh KIB dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang berisi Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

“Jangan-jangan nanti ini kan deklarasi pasangan calon yang sudah lengkap. Kalau tetangga sebelah kan yang dideklarasikan hanya capresnya. Kalau ini rencananya dalam waktu dekat yang dideklarasikan langsung pasangan,” imbuh dia.

Baca juga: Setelah PPP Dukung Ganjar, KIB Goyah, dan Sambutan Hangat dari PDI-P

Diketahui PPP telah resmi mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres). Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono mengaku bakal segera menjalin komunikasi dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Sementara itu, PAN dan Golkar masih belum menentukan sikap. Meskipun Golkar menunjukan sinyal untuk membangun kerja sama dengan Partai Gerindra yang terus kekeh untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com