Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mokh Khayatul Rokhman
Pegawai Negeri Sipil

Pembimbing Kemasyarakatan Ahli Muda Balai Pemasyarakatan Kelas I Yogyakarta

Mengenang Gus Dur dalam Remisi Lebaran

Kompas.com - 20/04/2023, 16:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

LEBARAN merupakan saat-saat membahagiakan yang ditunggu-tunggu umat Muslim. Tidak saja oleh masyarakat umum, tetapi juga narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Mereka yang sedang dirampas kebebasannya karena melakukan pelanggaran hukum.

Barangkali banyak yang tidak tahu suasana malam Lebaran di Lapas. Terasa sangat berat bagi para narapidana karena tidak bisa berkumpul dengan keluarganya.

Ketika suara takbiran menggema ke angkasa kemudian bergetarlah hati mereka, tidak sedikit yang sampai menangis hingga berlinang air mata. Menyesali nasib dan perbuatannya.

Salah satu penghibur narapidana beragama Islam saat Lebaran adalah pemberian remisi, yaitu pengurangan masa menjalani hukuman.

Setiap tahun kita bisa menyaksikan pemberian remisi Idul Fitri sebagaimana pemberian remisi hari kemerdekaan RI setiap 17 Agustus.

Perbedaannya adalah remisi 17 Agustus diberikan kepada semua narapidana, sedangkan remisi Idul Fitri khusus diberikan kepada yang beragama Islam saja.

Remisi 17 Agustus telah rutin diberikan sejak 1950. Sementara remisi Lebaran baru lahir pada zaman Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Hal itu ditetapkan dalam Keputusan Presiden nomor 174 tahun 1999 tentang Remisi. Artinya, berkat kebijakan dari Gus Dur baru muncul remisi Idul Fitri.

Makna remisi menurut Soedarsono (1992) dalam buku Kamus Hukum adalah pengampunan hukuman yang diberikan kepada seseorang yang dijatuhi hukuman pidana.

Oleh karena itu, filosofi remisi di hari Lebaran sangatlah sesuai dengan konteks budaya Indonesia. Hari Raya Idul Fitri merupakan hari untuk saling bermaaf-maafan dan saling memberi pengampunan.

Negara melalui remisi Lebaran juga tidak lalai memberikan pengampunan kepada para terpidana yang telah dinyatakan bersalah oleh hakim.

Pemberian remisi di hari Lebaran sarat dengan penegakan nilai-nilai agama, budaya, dan hak asasi manusia.

Erat kaitannya dengan sosok Gus Dur yang dikenal sebagai tokoh ulama, budayawan dan pejuang hak asasi manusia. Bahkan sosok Gus Dur telah diakui oleh dunia internasional hingga mendapat berbagai penghargaan.

Kelahiran remisi Lebaran pada masa Gus Dur terjadi di saat kita belum mengenal istilah kelebihan kapasitas di Lapas.

Baru tahun 2008 terjadi lonjakan penghuni yang berasal dari kasus narkotika. Setelah itu lebih dari setengah (60 persen) isi Lapas di Indonesia adalah terpidana kasus narkotika.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com