Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima Sebut TNI Siaga Tempur di Daerah Rawan di Papua

Kompas.com - 18/04/2023, 17:41 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menjelaskan ihwal penggunaan istilah "siaga tempur" yang akan dilakukan TNI di Papua.

Operasi tersebut dilakukan menyusul gugurnya prajurit Kostrad dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna, Pratu Miftahul Arifin, usai diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Menurut Panglima, operasi tersebut akan diterapkan di lokasi-lokasi rawan, seperti halnya Distrik Mugi, Nduga, yang menjadi tempat kontak tembak antara Satgas Yonif Raider 321 dan KKB yang mengakibatkan Pratu Miftahul Arifin gugur.

Baca juga: Diserang KKB, 4 Prajurit TNI Masih Belum Diketahui Keberadaannya, Ini Kata Panglima

“Jadi ke depan dengan adanya kontak tembak seperti ini, daerah-daerah yang kerawanan tinggi akan saya tingkatkan dari operasi yang biasanya pam (pengamanan) rawan,” ujar Yudo saat konferensi pers di Base Off Lanudal Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (18/4/2023).

Dalam operasi siaga tempur di daerah rawan, lanjut Yudo, tidak ada unsur dari masyarakat yang terlibat.

“Dan di situ tidak ada penduduknya, penduduk yang istilahnya seperti perangkat desa dan sebagainya,” kata Yudo.

Yudo mengatakan, operasi siaga tempur itu seperti halnya operasi siaga tempur laut bagi prajurit TNI di Natuna.

Baca juga: Panglima TNI: KKB di Papua Libatkan Ibu-ibu dan Anak-anak Serang Anggota TNI

“Nah ini kita samakan, siaga tempur darat bila perlu namanya supaya mereka para prajurit yang menuju ke situ, ke tempat-tempat yang sudah dinyatakan rawan atau kerawanan tinggi, mereka betul-betul siaga tempur,” tutur mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) itu.

Yudo mengatakan, sebenarnya di dalam diri setiap prajurit sudah terpatri naluri tempur.

“Tetapi kalau masuk daerah yang kita nyatakan siaga tempur, ya mereka lebih waspada,” kata Yudo.

Sebelumnya, dalam konferensi pers di Lanud Yohanis Kapiyau Timika, Papua Tengah, Selasa, Yudo telah meningkatkan status operasi di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, menjadi siaga tempur.

"Ditingkatkan dari yang tadinya soft approach, dengan menghadapi serangan yang seperti terjadi tanggal 15 April yang lalu, tentunya kita tingkatkan menjadi siaga tempur," kata Yudo.

Baca juga: Prajurit Kostrad Gugur Diserang KKB, Panglima TNI: Tidak Ada Penambahan Pasukan di Papua

Dalam menjalankan operasi militer, kata Yudo, pihaknya sebenarnya selalu mengutamakan soft approach atau pendekatan lunak. Namun, dalam operasi kali ini, pendekatan tersebut ternyata tak berhasil.

Oleh karenanya, status operasi ditingkatkan menjadi siaga tempur supaya naluri para prajurit juga lebih terbangun.

"Selama ini kan kita operasi teritorial, komunikasi sosial, itu tetap kita laksanakan. Tapi ketika menghadapi seperti ini ya harus laksanakan siaga tempur," ujar Yudo.

Adapun satu prajurit Kostrad, Pratu Miftahul Arifin, gugur ditembak KKB setelah berupaya mencari keberadaan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37).

Baca juga: Panglima TNI Tingkatkan Status Operasi Pembebasan Pilot Susi Air Jadi Siaga Tempur

Kejadian bermula ketika Satgas Yonif Raider 321 mencoba menyisir posisi KKB penyandera pilot Susi Air di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023). Saat itu, para prajurit mendapat serangan dari KKB.

Akibat penyerangan tersebut, Pratu Miftahul Arifin terjatuh ke jurang dengan kedalaman sekitar 15 meter.

Setelahnya, terjadi serangan lanjutan dari KKB terhadap Satgas Yonif Raider 321.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com