Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Aku Cinta Padamu Kartini

Kompas.com - 17/04/2023, 12:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA mulai terpikat pada sosok pahlawan nasional RA Kartini ketika mendengarkan uraian sekilas dari Direktur Perpustakan Universitas Leiden (Negeri Belanda), Kurt De Belder, 10 tahun lalu (26 Maret 2013).

Ketika itu, Kurt de Belder memperlihatkan tulisan Kartini yang dimuat koran Belanda kepada Wakil Presiden Boediono yang sedang berkunjung di universitas tua itu.

Sosok Kartini membuat saya lebih jatuh hati ketika seorang wartawati majalah kampus itu bercerita pengetahuan sejarahnya tentang Kartini yang dilahirkan di Jepara 21 April 1879.

Wartawati yang saya lupa nama tapi saya ingat wajahnya itu ikut hadir dan meliput kedatangan Wapres (saat itu) Boediono di Universitas Leiden 2013.

Sang wartawati cantik itu mengatakan, Kartini adalah pahlawan kemanusiaan dunia. Katanya pula, Kartini adalah penulis dan wartawati kaliber dunia.

Cara dan gaya wartawati dari Universitas Leiden ini bercerita membuat air mata saya hampir menetes saat itu.

“Beberapa tempat di empat kota di Belanda, seperti di Amsterdam Zuidoost Bijlmer, Harlem, Utrec dan Venio menggunakan nama Kartini untuk nama jalan,” ujar wartawati lulusan bidang sejarah Universitas Leiden itu.

Sekembalinya saya ke Indonesia, langsung saya membeli buku-buku tentang Kartini. Antara lain tulisan Armijn Pane (Habis Gelap Terbitlah Terang), buku calon penerima hadiah Nobel sastra Pramoedya Ananta Toer (Panggil Aku Kartini Saja).

Kemudian belum lama ini saya membaca buku peneliti senior Departemen Sejarah Monash University Melbourne, Australia, Dr Joost Cote berjudul “Kartini – Surat-surat Lengkap dan Berbagai Catatan 1898 – 1904” (setebal 915 halaman).

Saya juga membeli buku “Gelap – Terang Hidup KARTINI – Seri Buku Tempo Perempuan Perempuan Perkasa”.

Apa yang dikatakan wartawati Belanda di Leiden itu hampir sebagian besar ditulis di buku-buku yang saya beli itu.

Saya sependapat dengannya, RA Kartini adalah seorang wartawati piawai. Bagi saya apa yang ditulis Kartini layak kalau diajukan untuk penerima nobel sastra.

Buku Dr Joos Cote antara lain dibuka dengan kalimat seperti ini. Raden Ajeng Kartini (1879 – 1904) merupakan seorang tokoh sentral dalam sejarah Indonesia abad ke-20….tokoh sejarah yang signifikan.

“Kisah Raden Ajeng telah sangat masyhur di seluruh dunia sepanjang abad, sejak surat (95 surat) Kartini diterbitkan pada tahun 1911,“ kata Joost Cote.

Buku kumpulan surat-surat Kartini berjudul Door Duisternis tot Licht (Dari kegelapan menuju ke terang atau Habis Gelap terbitlah terang) pertama kali dihimpun oleh JH Abendanon tahun 1911 yang saat itu bekas Direktur Pengajaran dan Ibadat Hindia Belanda.

Buku itu terbit sekitar tujuh tahun setelah Kartini wafat pada 17 September 1904.

Cuplikan-cuplikan dari buku “Panggil Aku Kartini Saja”, Pramoedya Ananta Toer antara lain mengatakan,“Tanpa Kartini, penyusunan sejarah modern Indonesia tidaklah mungkin”.

“Kartini adalah orang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia yang menutup jaman tengah, jaman feodalisme Pribumi yang ‘sakitan’ menurut istilah Bung Karno,“ kata Pramoedya di bagian lain (halaman XII cetakan ulang tahun 1997).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com