Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Retno: Banyak Negara Adopsi "Double Standard" untuk Masalah Palestina

Kompas.com - 03/03/2023, 13:57 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, banyak sekali negara yang mengadopsi standar ganda (double standar) untuk Palestina.

Hal ini disampaikannya dalam pertemuan Menlu G20 (FMM G20) sesi kedua yang membahas tentang counter terorism, global skill mapping, humanitarian assistance and disater relief di New Delhi, India, pada Kamis (2/3/2023).

"Banyak sekali negara mengadopsi double standard untuk masalah Palestina," kata Retno dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Kemenlu RI, Jumat (3/3/2023).

Baca juga: Menlu Retno: Insiden Huwara Tunjukkan Situasi HAM di Palestina Semakin Memburuk

Contohnya, kata Retno, tidak ada satupun pembicara yang menyinggung masalah Palestina pada acara pembukaan pertemuan Dewan HAM di Jenewa beberapa waktu lalu.

Ia pun menekankan pentingnya G20 dan dunia untuk menghentikan ketidakadilan ini.

"Saya sengaja memberikan satu contoh betapa dunia telah mengesampingkan penderitaan yang dialami oleh bangsa Palestina. Dalam pembukaan pertemuan Dewan HAM di Jenewa beberapa hari lalu, tidak ada satupun pembicara menyinggung masalah Palestina," ujarnya.

Lebih lanjut, Retno Marsudi menyampaikan bahwa perang dan konflik telah membawa masalah kemanusiaan yang sangat luar biasa.

Baca juga: Di Sidang Dewan HAM PBB, Menlu Retno Singgung Solusi Damai untuk Palestina-Ukraina

Hal ini terlihat dari apa yang terjadi di beberapa negara, yaitu Myanmar, Palestina, Afghanistan, dan Ukraina.

Oleh karena itu, Retno Marsudi menekankan negara anggota G20 harus terus fokus kerja nyata pada the wellbeing of the people (kesejahteraan rakyat).

Tak hanya itu, dalam pertemuan FMM G20 sesi kedua, ia menyoroti soal disaster relief.

Retno Marsudi menekankan dua hal, yakni pentingnya memperkuat pencegahan (prevention) dan kesiapsiagaan (preparedness).

"Pencegahan sangat penting artinya karena akan menyelamatkan nyawa dan ekonomi. Sebagai negara yang sering terkena bencana, Indonesia banyak memberikan perhatian terhadap isu prevention dan preparedness, dan siap bekerjasama dengan negara lain," kata Retno Marsudi.

Baca juga: Indonesia Proklamasikan Dukungan Penuh untuk Afghanistan dan Palestina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com