SEPAKU, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, dirinya ingin menyampaikan sebuah optimisme bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) telah dimulai.
Hal itu ditunjukkan dengan dibangunnya infrastruktur pendukung, perkantoran, dan perumahan untuk menteri.
"Saya hanya ingin menyampaikan sebuah optimisme bahwa ibu kota Nusantara ini dimulai pembangunannya, baik infrastruktur maupun nanti kantor dan ini rumah menterinya," ujar Jokowi saat mengunjungi kawasan kompleks perumahan menteri kawasan IKN, Sepaku, pada Kamis (23/2/2023).
"Jadi kalau masih ada (pihak) ragu-ragu, ya lapangannya sudah bergerak seperti ini. Karena ini memang bukan proyek dua atau lima tahun, ini bisa 10 sampai 15 tahun sama," lanjutnya.
Baca juga: Jokowi: 36 Rumah Menteri di IKN Diharapkan Selesai Dibangun Juni 2024
Kondisi tersebut, menurut dia, sama dengan kota-kota di berbagai negara di dunia yang memindahkan ibu kota mereka.
Jokowi pun mengungkapkan, sebanyak 36 rumah menteri yang dibangun di kawasan IKN di Sepaku, Kalimantan Timur, ditargetkan selesai pada Juni 2024.
Saat ini, kata Presiden, perkembangan pembangunan kompleks perumahan menteri tersebut sudah berjalan sekitar 14 persen.
"Sekarang ini yang kita lihat adalah kawasan rumah-rumah menteri. Ada 36 (rumah yang akan dibangun) di sini nanti. Bangunan yang kita harapkan di juni 2024 itu selesai," ungkap Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Hutan di IKN Nanti Tak Hanya Berisi Pohon Eukaliptus
"Karena memang kita ada target 17 Agustus 2024 ada upacara bendera di IKN," lanjutnya.
Presiden menjelaskan, anggaran untuk pembangunan 36 rumah menteri sudah tuntas.
Dengan demikian, dia berharap target penyelesaian pembangunan bisa tercapai tepat waktu.
"Bismillah ini sudah dimulai dan sekali lagi kita akan Juni 2024 selesai," tutur Jokowi.
Sementara itu, untuk kepala lembaga negara atau instansi lainnya akan diberikan hunian dalam bentuk apartemen.
Jokowi menuturkan, pembangunan apartemen akan dimulai Juni 2023.
Adapun untuk membangun perumahan menteri, apartemen, dan fasilitas lainnya di IKN, pemerintah melibatkan sebanyak 7.800 pekerja.
Sebanyak 34 persen pekerja merupakan warga lokal Kalimantan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.