Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat Susi Air Dibakar KKB, Wapres Minta Aparat Jaga Tempat Strategis di Papua

Kompas.com - 10/02/2023, 13:57 WIB
Ardito Ramadhan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta aparat TNI dan Polri menjaga obyek-obyek vital dan strategis di Papua agar tidak diserang oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Hal ini ia sampaikan merespons kasus pembakaran pesawat Susi Air yang terjadi di Bandar Udara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023) lalu.

"Itu tempat-tempat yang strategis, itu harus ada penjagaan, harus ada pengawalan di situ," kata Ma'ruf seudai meresmikan Balai Latihan Kerja Komunitas di Lombok Tengah, Jumat (10/2/2023).

Menurut Ma'ruf, penjagaan itu mesti dilakukan supaya KKB tidak leluasa melakukan aksi kekerasan seperti pembakaran pesawat Susi Air di Nduga.

Baca juga: Wapres Maruf Tinjau Smelter Freeport di Gresik, Disebut sebagai Terbesar di Dunia

"Jangan sampai di tempat itu kemudian tidak ada pengawalan, jadi ada pesawat datang kemudian bisa dibakar karena kurang pengawalan, harus dibuat pengawalan," ujar dia.

Mantan ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu juga meminta aparat untuk memproses hukum pihak-pihak yang mengganggu situasi keamanan di Papua.

"Saya minta dan saya perintahkan supaya pembuat perusuh ini itu dikejar dalam rangka penegakan hukum," kata Ma'ruf.

Akan tetapi, ia mengeklaim bahwa hanya provinsi Papua Pegunungan yang situasi keamanannya kurang kondusif, sedangkan situasi lima provinsi lainnya di Papua disebut masih aman.

Baca juga: Jokowi dan Maruf Amin Kompak Hadiri Resepsi 1 Abad NU

Ma'ruf menambahkan, selain pendekatan keamanan, pemerintah juga mengupayakan kesejahteraan bagi masyarakat Papua untuk mencegah terjadinya aksi teror dan kekerasan.

Ia mengatakan, pemerintah kini melakukan pembangunan kesejahteraan yang sesuai dengan keinginan serta masalah yang dihadapi warga Papua.

"Saya menggunakan istilah itu kami ingin menggaruk di tempat yang gatal, yang gatal itu artinya yang diperlukan itu yang kita garuk, yang kita berikan kepada mereka," kata Ma'ruf.

Diberitakan sebelumnya, seorang pilot dan 5 penumpang pesawat Susi Air belum diketahui keberadaannya usai pesawat tersebut dilaporkan dibakar di Bandara Paro, Selasa (7/2/2023).

Tak lama kemudian, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen M. Saleh Mustafa mengabarkan, pilot Philips Marthen (37) saat ini dibawa oleh KKB.

Akan tetapi, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengaku belum bisa nemastikan apakah benar Marthen disandera atau tidak.

Baca juga: Maruf Amin Kunker ke Jatim, Hadiri Peringatan Satu Abad NU hingga Beri Kuliah Umum

Sebab, kata Yudo, jajarannya tidak menemukan saksi yang ditanya soal hilangnya kontak Philips dan lima penumpang pesawat sesaat usai mendarat.

"Saat dibakar kemudian dia (pilot dan penumpang) larinya ke mana atau dibawa ini sampai sekarang masih belum ada info. Makanya saya belum bisa menentukan itu ditahan atau tidak oleh KKB," kata Yudo, Kamis (9/2/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com