Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI: Kasus Konfirmasi Campak Meningkat 32 Kali Lipat Tahun 2022

Kompas.com - 19/01/2023, 18:53 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Anggraini Alam, Sp.A (K) menyebut telah terjadi lonjakan kasus konfirmasi campak hingga 32 kali lipat pada 2022 dibanding tahun 2021.

Ia menyebut, hal ini terjadi karena menurunnya vaksin campak, sebagai efek adanya pandemi Covid-19. Dalam beberapa kesempatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga menyatakan tingkat Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada anak merosot.

"Yang terkonfirmasi lab darahnya betul-betul campak, bayangkan dari tahun 2021 ke 2023 peningkatannya adalah lebih 30 kali lipat. Artinya memang bukan main," kata Anggraini Alam dalam konferensi pers secara daring, Kamis (19/1/2023).

Baca juga: 31 Provinsi Laporkan KLB Campak, Kenali Gejala dan Penanganannya

"Peningkatan lebih dari 30 kali lipat ini sangat mengejutkan," imbuh dia.

Sementara itu, kasus suspek campak dari minggu 1-52 tahun 2022 meningkat 8 kali lipat dibandingkan tahun 2021.

Kendati begitu kata Anggraini, campak bisa dihindari dengan imunisasi dengan cakupan yang cukup tinggi, yaitu 91-94 persen. Oleh karena itu, vaksinasi campak perlu diberikan sejak balita.

Cakupan imunisasi ini lebih tinggi dari imunisasi polio maupun rubella untuk mencapai herd immunity, yakni masing-masing 80-86 persen, dan 80-85 persen.

Baca juga: Apa Itu Campak yang Banyak Menyerang Anak-anak?

"Kalau stop vaksin (campak), kita (berpotensi) akan kena penyakit itu. Menurut Pak Tedros (Dirjen WHO), banyak penyakit menular yang bisa dicegah melalui vaksin. Kalau tidak diberikan, maka siap-siap KLB berbagai penyakit terjadi, termasuk campak," ucap dia.

Biasanya, kata dia, masa penularan campak terjadi sejak 4 hari sebelum timbul bercak kemerahan pada kulit (rash) sampai 4 hari setelah timbul rash. Puncak penularan terjadi saat gejala awal (prodromal), yaitu pada masa 1-3 hari pertama sakit.

Penularan terjadi melalui udara dan kontak dengan penderita. Sementara itu jika sudah terkena penyakit ini, biasanya penderita akan punya imunitas hingga seumur hidup (lifelong).

"Tapi kalau kita beri imunisasi cakupan tinggi, dia bisa dieliminasi. Sekalinya terkena memang akan memiliki daya tahan terhadap campak seumur-umur, tapi tidak ada yang kepengin kena campak," ucap dia.

Baca juga: Campak Vs Roseola, Serupa tapi Tak Sama Bahayanya

Sebelumnya diberitakan, Kasus campak kembali menjalar di Tanah Air. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, saat ini sudah ada 53 KLB Campak di 34 kabupaten/kota.

KLB itu tersebar dari Pulau Sumatera hingga Provinsi Papua. Nadia menyatakan, wilayah bisa dinyatakan dan ditetapkan sebagai KLB bila memiliki minimal 5 kasus campak.

"Saat ini sudah ada 53 KLB campak di 34 kabupaten/kota di 12 provinsi, yang sudah menetapkan level kabupaten/kota atau provinsinya," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (10/1/2023).

Kasus campak sendiri terjadi karena imunisasi saat pandemi menurun.

Baca juga: 5 Fakta Penting Campak, Orangtua Perlu Tahu

Untuk mengejar capaian vaksinasi, kata Nadia, pihaknya telah melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). Rangkaian BIAN ini sudah terlaksana agar Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) untuk anak terpenuhi.

Ke depan, Kemenkes bakal melakukan imunisasi kejar di wilayah-wilayah dengan kasus campak yang meningkat.

"Untuk vaksinasi, sudah ada kemarin BIAN yang merupakan (program) kejar imunisasi. (Kalau untuk) Daerah, (imunisasi) kejar campak segera," jelas Nadia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com