JAKARTA, KOMPAS.com - Jenderal Andika Perkasa telah resmi menyerahkan jabatannya sebagai Panglima TNI kepada Laksamana Yudo Margono, Selasa (20/12/2022) kemarin.
Kendati sudah tak lagi menjabat sebagai Panglima TNI, Andika masih seorang perwira tinggi TNI aktif hingga akhir Desember 2022.
Nama Andika sebelumnya cukup santer terdengar di dalam kancah politik. Di berbagai survei yang dilakukan lembaga survei, elektabilitas Andika cukup lumayan.
Baca juga: Jenderal Andika Wariskan Perlengkapan Baru ke Panglima Yudo Margono Buat Lawan KKB di Papua
Survei yang dilakukan Litbang Kompas pada 17-30 Januari 2022, menunjukkan, elektabilitas Andika mencapai 2 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan politikus PDI Perjuangan sekaligus Ketua DPR, Puan Maharani yang hanya memperoleh 0,6 persen saat itu.
Hal senada juga terlihat berdasarkan survei Indopol yang dilakukan pada 24 Juni-1 Juli 2022. Elektabilitas Andika mencapai 2,76 persen, jauh melesat dibandingkan survei yang sama yang dilangsungkan sebelumnya. Saat itu, elektabilitas Andika masih 0,57 persen.
Tak hanya di survei. Menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono bahkan sempat masuk ke dalam bursa bakal calon presiden yang akan diusung Partai Nasdem.
Nama Andika bersanding dengan dua nama besar lainnya, yakni mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo.
Meski belakangan partai besutan Surya Paloh itu memutuskan mengusung Anies sebagai bakal capres bersama dua partai politik lainnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.
Melihat namanya yang masuk bursa, Andika memandang bahwa hal itu merupakan sebuah bentuk kepercayaan publik terhadap dirinya secara pribadi, maupun institusi.
Ketika bertandang ke Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Mei 2022, Andika saat itu menyatakan bahwa dirinya masih fokus menjalankan tugasnya sebagai panglima TNI.
Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Purnatugas, Segini Jumlah Gaji Pensiun yang Bakal Dia Terima
Meski demikian upaya mendukung Andika untuk terjun ke dunia politik tetap berjalan. Bahkan, sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan dirinya Pendukung Andika Perkasa untuk Indonesia atau Pendekar Indonesia, mendorong dirinya untuk mencalonkan diri sebagai capres.
Ketua Pendekar Indonesia Hendrawan Saragi menilai, Andika merupakan sosok yang tegas, cerdas dan pantas. Selain itu, Andika juga dinilai memiliki perhatian tinggi kepada prajurit.
Sementara itu, Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menilai, Andika lebih tepat mendampingi Anies, apabila jadi dicalonkan sebagai capres di Pilpres 2024, ketimbang Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Sosok Andika dipandang dapat melengkapi Anies yang lekat dengan citra politik identitas dan sarat dengan label antitesis Presiden Joko Widodo.
Selain itu, Andika juga dipandang dapat menjadi sosok "kuda hitam" sebagai capres apabila parpol deadlock menentukan calon karena persoalan konflik internal.