Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zulhas Tak Kaget Survei Kepuasan Publik ke Pemerintah Meningkat: Sehari Bisa 9 Kali Ditelpon Presiden

Kompas.com - 08/12/2022, 18:29 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengaku tak kaget melihat hasil survei Poltracking Indonesia terkini, yang menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah meningkat.

Menurut dia, hal itu tidak terlepas dari kerja keras Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta para menterinya optimal dalam bekerja.

Adapun hasil survei Poltracking menunjukan tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah mencapai 73,2 persen. Meningkat dari hasil survei sebelumnya, yaitu 66,2 persen.

Baca juga: Survei Poltracking: Kepuasan Publik atas Kerja Pemerintah dan Jokowi-Maruf Naik

"Kita ini (menteri), bisa ditelpon seperti minum obat itu. Pagi ditelpon, siang ditelpon, malam ditelpon. Bisa begitu tuh. Saya pernah ditelpon satu hari 9 kali tuh pernah. Satu hari, 9 kali ditelpon," kata Zulkifli dalam tayangan Youtube Poltracking Indonesia, Kamis (8/12/2022).

"Jadi memang seluruh menteri saya kira dipicu untuk mempergunakan seluruh daya, seluruh pikiran, seluruh tenaganya itu untuk bekerja secara optimal," lanjut dia.

Pria yang akrab disapa Zulhas itu berpandangan, meningkatnya kepuasan publik terhadap pemerintah sebagai sebuah fenomena.

Baca juga: Survei Poltracking: BLT Jadi Program Pemerintahan Jokowi-Maruf Paling Dirasakan Masyarakat

Sebab, ia berkaca di beberapa pemerintahan negara lain, tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah biasanya menurun setelah Presiden mencapai dua kali periodenya.

"Misalnya dulu, periode pertama 70 (persen), lama-lama (periode) kedua, turun, turun, turun sekian," contoh Zulhas.

"Nah ini pak, Pak Presiden kita Pak Jokowi ini luar biasa. Di akhir periode kedua, justru malah kepuasannya meningkat. Ini menurut saya fenomena," sambung dia.

Di sisi lain, ia juga menilai sosok Jokowi sebagai seorang pekerja keras. Bahkan, ia menyebut Jokowi bekerja lebih keras dari pada para menterinya.

Baca juga: Survei Poltracking: Prabowo Subianto Raih Kepuasan Kinerja Tertinggi

Zulhas pun mencontohkan bagaimana saat mengikuti dinamika kunjungan kerja Jokowi yang padat.

"Saya ini pekerja keras. Saya satu hari bisa, kemarin satu hari naik mobil 11 jam, itu enggak jadi soal," tutur dia.

"Saya kira saya sudah pekerja paling keras, tapi kalau ikut Pak Jokowi itu (ternyata) enggak sama juga. Kerjanya juga jauh lebih keras dari rata-rata menterinya. Jadi lebih keras lagi, bekerjanya," tambah Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com