KOLOM BIZ
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Pemprov Jawa Tengah
Amir Machmud N S

Lahir di Pati, 28 Juli 1960, Amir Machmud N S menjadi wartawan sejak 1983, dan sejak 2019 bergabung dengan suarabaru.id.Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah 2015-2020, 2020-2025 ini telah menulis 26 buku jurnalistik, sepak bola, biografi tokoh, dan sastra.

Sehari-hari, dia mengajar Ilmu Jurnalistik di UKSW Salatiga dengan konsentrasi mata kuliah Hukum Media, Riset Media, dan Bahasa Jurnalistik.

"Tongkrongan" Pemimpin Kasual dan Determinasi Pariwisata

Kompas.com - 06/12/2022, 10:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SUATU ketika, dalam perjalanan dari Yogyakarta pada April 2022, saya singgah makan malam di Warung Mie Jowo Pak Muri di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Saat mulai menikmati bakmi jawa rebus, secara tak terduga, masuk seorang pengunjung bersama istrinya seraya mengucapkan salam.

Saya kaget karena mengenali suara itu. Dia adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama istrinya, Atikoh Supriyanti, yang baru saja berkegiatan gowes atau bersepeda di kompleks Borobudur.

Ganjar juga tampak kaget melihat saya berada di warung itu. Akhirnya, kami saling bercerita, Mie Jowo Pak Muri adalah salah satu jujugan setiap kali singgah di Borobudur.

Selepas pertemuan itu, setiap kali bercerita tentang warung tersebut dengan teman-teman dari Magelang, tak sedikit dari mereka yang menuturkan bahwa Mie Jowo Pak Muri itu dikenal sebagai salah satu tempat kuliner yang sering dikunjungi Ganjar.

"Pak Ganjar suka makan di situ lho...".

"Klaim" dari kalimat itu secara tidak langsung menguatkan nada "promosi" wisata kuliner. Boleh jadi, Ganjar hanya beberapa kali datang ke tempat tersebut. Akan tetapi, kalimat "suka makan di situ" merupakan pengapungan opini bahwa warung tersebut punya keistimewaan. Seorang Ganjar Pranowo pun sampai menyempatkan diri berkunjung.

Hal itu sama seperti yang dirasakan sebuah warung tongseng di Wedarijaksa, Pati, yang menjadi makin populer karena pernah dikunjungi Ganjar, bahkan diunggah di media sosialnya.

Kasualitas pemimpin

Mampir di sebuah warung di Borobudur di sela-sela acara gowes seperti itu adalah ekspresi sikap kasual seorang pemimpin, walaupun kedatangannya tidak serta-merta dalam agenda-setting untuk meng-endorse.

Endorsement ala Ganjar yang memberikan influence dalam memasarkan produk-produk kreatif Jawa Tengah, baik lewat kegiatan-kegiatan singgah di destinasi wisata maupun lewat "Lapak Ganjar", merupakan bentuk lain dari "kehadiran" pemimpin untuk mendeterminasi pemasaran pariwisata.

Rasanya tidak berlebihan jika menyebut Ganjar Pranowo adalah bagian dari wujud "daya tarik wisata Jawa Tengah". Di mana pun dia singgah, magnetnya terasa mengikat audiens.

Tidak sekali dua kali saya menyaksikan kehadiran Ganjar menyedot perhatian publik, baik dalam acara yang bersifat massal maupun berskala kecil.

Dalam acara Indonesia Expo di Jeddah, Arab Saudi pada 2018, misalnya, atau di Indonesia Expo 2019 di Moskow, Rusia. Bahkan, dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 di Papua, dia selalu menjadi pusat perhatian dan pasti "dirubung" massa yang meminta selfie atau sekadar mengajak berbincang-bincang.

Dalam momen yang terbilang "mini" sekalipun, seperti pelepasan Kontingen Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) 2022 Jawa Tengah yang digelar di Gedung Pers, Jumat (18/11/2022), tak sedikit orang "memperlakukan" Si Rambut Putih itu sebagai "obyek wisata". Ajakan selfie banyak orang dia layani dengan sabar.

Representasi wisata

Apakah berlebihan jika penulis mengindentikkan seorang Ganjar Pranowo sebagai representasi "obyek wisata"?

Boleh jadi kesimpulan itu terasa lebay, tapi begitulah "brand" yang penulis tangkap dari kehadiran-kehadiran Ganjar yang selalu mampu mendeterminasi perhatian orang.

Misalnya, sudah banyak yang dia kerjakan untuk ikut mengangkat pengembangan Borobudur sebagai "semesta" yang mengikat. Hal ini juga menjadi totalitas kunjungan Ganjar ke kawasan tersebut. Kehadiran, pernyataan, dan publikasi tentang destinasi-destinasi yang tidak sekadar memusat di Candi Borobudur menunjukkan determinasi pikiran dan sikap pengembangan.

Unggahan di media sosial dan media massa makin mendekatkan Ganjar pada peran determinasi pariwisata. Bukankah ini ekspresi komitmen pemimpin sebagai "pemasar" wilayah, sekaligus kehadiran yang memberi tanda atau simbolisasi tentang tempat-tempat nonmainstream yang bakal menggugah perhatian publik?

Kesadaran pengambilan posisi sebagai bagian dari "obyek wisata" seperti itu memang berisiko tersorot sebagai kegiatan pencitraan untuk langkah-langkah politik. Namun, kita pun bisa melihat sisi lain secara obyektif.

Bagaimanapun, dari perspektif narasi positif, pilihan langkah itu merupakan keniscayaan yang dapat membuka kemungkinan pengembangan luas aset pariwisata daerah.

Hal yang dibutuhkan adalah sikap kasual dan keberanian tampil "beda". Sebab, hal yang ingin diketengahkan adalah ikhtiar-ikhtiar untuk mendeterminasi sebuah kondisi.

Saya mencatat impian beberapa kolega yang menginginkan agar kegiatan dan upayanya memperkenalkan "obyek" diberi perhatian oleh Si Rambut Putih. Jadi, bukankah ini artinya Ganjar Pranowo adalah representasi determinasi destinasi pariwisata?

Baca tentang

Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com