Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terima Kunjungan Partai Politik Dunia, Nasdem Belajar Cari Pemimpin Tepat untuk 2024

Kompas.com - 23/11/2022, 05:19 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perwakilan Partai politik di dunia yang tergabung dalam Socdem Asia-Progressive Alliance berkunjung ke Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Selasa (22/11/2022). Ada 23 perwakilan partai politik dari negara yang berbeda yang datang ke markas Nasdem tersebut.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan, konferensi ini menjadi ajang partai politik di dunia untuk bertukar pikiran agar bisa berpolitik secara baik.

"Bagaimana berpolitik yang baik, bagaimana politik di wilayah-wilayah yang multikultural, yang plural, tetapi kualitas demokrasinya tetap bisa dipertahankan dan kalau bisa ditingkatkan. Khususnya, untuk Nasdem sendiri dalam rangka menghadapi Pemilu serentak 2024," ujar Plate di Nasdem Tower.

Baca juga: Respons Nasdem soal AHY Sebut Ada yang Tak Ingin Koalisi Perubahan Terbentuk

"Bagaimana ikut mengambil bagian meningkatkan kualitas demokrasi, menghasilkan pemimpin yang tepat ya, melalui proses politik dan pemilihan umum yang legitimate. Itu yang kita harapkan," katanya lagi.

Johnny G Plate memaparkan, kegiatan ini bagus untuk membangun politik dengan menghormati perbedaan.

Ia mendorong agar demokrasi di tiap negara tetap berkualitas. Dengan demikian, kontestasi politik bisa tetap berjalan dengan baik.

Plate lantas menyinggung bahaya politik identitas. Sebagaimana diingatkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar capres-cawapres di 2024 nanti menghindari politik identitas.

"Dan Indonesia sudah punya pengalaman, kita kan sudah tahu itu. Kita tahu mana yang tidak boleh mana yang berbahaya. Nah diskusi kita ini untuk memberikan lagi batasan-batasan, ada batas yang tidak boleh dilewati," kata Plate.

Baca juga: AHY Tak Mau Buru-buru Umumkan Koalisi, Nasdem Sebut Tak Ada Kawin Paksa di Koalisi Perubahan

Apalagi, kata Plate, ujung dari Pemilu 2024 adalah menghasilkan tokoh politik yang akan membuat sebuah kebijakan publik.

Dengan demikian, pemimpin yang terpilih adalah sosok tepat untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan umum.

Untuk diketahui, Konferensi Socdem Asia-Progressive Alliance ini digelar selama tiga hari.

Konferensi tersebut mengambil tema 'Politik Identitas: Memanfaatkan Kekuatan dalam Keanekaragaman dan Persatuan’.

Baca juga: AHY Sebut Ada yang Tak Inginkan Koalisi Demokrat-Nasdem-PKS Terbentuk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com