Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 25 Kali Gempa Susulan, BMKG: Masih Ada Potensi Gempa Susulan di Cianjur

Kompas.com - 21/11/2022, 18:44 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, masih ada potensi gempa susulan pasca gempa bumi pertama di wilayah Cianjur, Jawa Barat, pukul 13.21 WIB pada Senin (21/11/2022).

Sejauh ini, berdasarkan data BMKG pukul 16.00 WIB, sudah terjadi 25 kali gempa susulan.

"Masih ada (potensi gempa susulan)," kata Daryono dalam konferensi pers secara daring, Senin (21/11/2022).

Ia menyampaikan, pihaknya akan terus memantau gempa susulan hingga besok, Selasa (22/11/2022) pagi, untuk menganalisis gempa susulan berakhir.

"Kita akan pantau terus dan sampai besok pagi kita akan hitung, dan akan jadi acuan kita dalam estimasi kapan gempa berakhir. Kalau tengah malam, kita belum bisa hitung sampai kapan peluruhan terjadi," ujar Daryono.

Baca juga: Gempa Cianjur, BMKG Belum Bisa Pastikan akibat Sesar Cimandiri atau Sesar Padalarang

Daryono mengungkapkan, banyaknya gempa susulan dari pergerakan sesar di zona perbatasan Sukabumi, Cianjur, dan Padalarang ini terjadi mengingat kategorinya sebagai gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake).

Gempa dangkal ini memiliki gempa susulan yang banyak karena berada di batuan yang relatif rapuh.

Oleh karenanya, BMKG belum bisa memprediksi seberapa besar kekuatan gempa susulan.

"Ke depan kita akan terus mendapatkan catatan update gempa susulan. Apakah itu lebih besar? Itu belum kita prediksi karena masih unexpectable. Yang pasti karakteristik gempa dangkal akan diikuti aktivitas gempa susulan yang cukup banyak," kata Daryono.

Baca juga: Cianjur Wilayah Rawan Gempa, BMKG Imbau Warga Buat Bangunan dari Bahan Ringan

Rawan gempa secara permanen

Lebih lanjut, Daryono mengatakan, wilayah Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta, dan Bandung menjadi kawasan rawan gempa secara permanen.

Pasalnya, secara tektonik kelimanya merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks.

Hasil monitoring BMKG menunjukkan, kawasan ini sering sekali terjadi gempa dengan berbagai variasi magnitudo dan kedalaman.

Kompleksitas terlihat dari cukup banyaknya keberadaan sesar, meliputi sesar Cimandiri, sesar Padalarang, sesar Lembang, dan sesar Cirata.

Baca juga: UPDATE: 46 Korban Gempa Cianjur Meninggal Dunia, 700 Orang Luka-luka

"Tapi gempa (yang) tidak menimbulkan bencana bisa diantisipasi dengan bangunan yang kuat. Terjadinya korban meninggal dan lain-lain, itu bukan (karena) gempa, (tapi karena) struktur bangunan," ujar Daryono.

Sebagai informasi, terjadi gempa bumi dengan magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat pukul 13.21 WIB pada Senin (21/11/2022).

BMKG mencatat terjadi 25 gempa susulan pasca gempa dengan magnitude (M)5,6 Cianjur, Jawa Barat. Magnitudo gempa susulan terbesar 4 dan magnitudo terkecil 1,8.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat adanya tambahan jumlah orang meninggal dunia. Hingga pukul 16.30 WIB, jumlah korban meninggal bertambah menjadi 46 orang.

Kemudian, sekitar 700 orang luka-luka yag didominasi patah tulang.

Baca juga: Update Gempa Cianjur: Korban Tewas Bertambah Jadi 56 Orang, Butuh Banyak Dokter Tulang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com