Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMRC Sebut Ganjar Pranowo Miliki Kekuatan Besar Ubah Peta Politik Nasional

Kompas.com - 18/11/2022, 09:55 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dinilai memiliki kekuatan yang besar untuk memengaruhi elektoral partai politik di Indonesia.

Hal itu terjadi apabila Ganjar diusung sebagai calon presiden (capres) bukan dari PDI-P, partai yang menaunginya.

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dalam survei eksperimental terkininya menunjukkan bahwa terjadi perubahan peta politik nasional jika Ganjar dicalonkan, khususnya oleh Partai Golkar.

"Bayangkan saja di semua survei kita dan survei lain menemukan bahwa PDI Perjuangan selalu nomor satu. Begitu Ganjar tidak ada lagi di situ, PDI Perjuangan yang kena, faktor Ganjar sangat kuat dan bisa mengubah peta politik nasional kita," kata pendiri SMRC Saiful Mujani, dalam rilis yang ditayangkan di Youtube SMRC TV, Kamis (17/11/2022).

Baca juga: SMRC: Jika Ganjar Dicalonkan Golkar, Peta Politik Berubah Total

Saiful menjelaskan, survei eksperimentalnya mensimulasikan Ganjar dan Airlangga Hartarto jika diusung sebagai capres dari Golkar.

Pertama, jika Ketum Golkar Airlangga Hartarto dicalonkan, suara dari partai berlambang beringin itu tidak berubah signifikan, yaitu naik 2 persen dari 11 menjadi 13 persen.

"Tetapi, kalau Ganjar yang dicalonkan oleh Golkar, ada kenaikan cukup signifikan. Tadi dari 11 persen menjadi 17 persen. Itu berarti, (naik) kurang lebih 6 persen kan. Jadi, Ganjar bisa menaikkan suara Golkar, kalau Ganjar dicalonkan oleh Golkar," jelasnya.

Sementara itu, ketika Ganjar dicalonkan oleh Partai Golkar, suara yang didapat PDI-P berada terpaut satu persen di atas Golkar, yaitu 18 persen.

Baca juga: Survei SMRC: Elektabilitas PDI-P Turun jika Ganjar Diusung Golkar

Kemudian, suara Gerindra menjadi yang paling teratas di antara partai politik lainnya yaitu 20 persen.

Saiful mengatakan, suara tiga partai politik ini menjadi hampir seimbang apabila Ganjar dicalonkan Partai Golkar.

"Posisinya sekarang, kalau Ganjar menjadi calon dari Golkar, peta kekuatan partai politik jadi berubah cukup total. Bayangkan, jadi Gerindra, PDI-P dan Golkar itu seimbang," ucapnya.

"Yang tadinya PDI-P itu almost untouchable, hampir tak bisa disentuh. Tapi begitu Ganjar pergi ke Golkar, berbondong bondong ikut," lanjut dia.

Oleh karena itu, Saiful menilai PDI-P perlu mencermati situasi tersebut yaitu dengan bertanggung jawab menjaga Ganjar tidak pindah partai politik.

Baca juga: SMRC: Efek Deklarasikan Anies Capres, Suara Nasdem di Indonesia Bagian Timur Turun Tajam

Ia mengingatkan bahwa tujuan partai politik adalah menjaga dan meningkatkan suara.

"Oleh karena itu, menjadi logis dan bijaksana apabila ia (PDI-P) mempertimbangkan secara lebih serius capres PDI Perjuangan, kalau tidak PDI Perjuangan sendiri yang kena getahnya dan negatif," ujar Saiful.

Sebagai informasi, survei eksperimental ini dilakukan dengan melibatkan 267 responden. Adapun survei berlangsung 3-9 Oktober 2022.

Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar lebih kurang 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com