Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IAKMI Sebut Gangguan Ginjal Akut seperti Fenomena Gunung Es, Perlu KLB Menyeluruh

Kompas.com - 25/10/2022, 12:29 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) meminta pemerintah untuk menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) menyeluruh di tingkat nasional untuk kasus gangguan ginjal akut misterius (acute kidney injury/AKI) yang menyerang anak-anak.

Anggota dewan pakar IAKMI, Hermawan Saputra beralasan, kenaikan kasus dan angka kematian (fatality rate) gangguan ginjal akut misterius semakin meningkat dalam waktu cepat.

Hermawan Saputra menyebutnya sebagai fenomena gunung es jika dibiarkan berlarut-larut.

Apalagi, sejauh ini, angka kenaikan kasus hanya berdasarkan pada laporan warga yang anaknya memiliki gejala tidak bisa buang air kecil.

"Ini semacam fenomena gunung es juga, boleh jadi banyak yang belum terlaporkan. Kalau pun sudah terlaporkan, kondisi anak itu akut, mendadak, dan cenderung gagal ginjal. Dan itu sudah terlambat," kata Hermawan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/10/2022).

Baca juga: Update Kasus Gangguan Ginjal Akut: Total 255 Terdiagnosis, 143 Orang Meninggal

Fenomena gunung es ini bisa terjadi utamanya jika penyebabnya adalah keracunan obat-obatan sirup yang sudah beredar di masyarakat.

"Ini bisa menjadi kasus fenomena gunung es juga kalau menyimpulkan penyebabnya adalah etilen glikol dan dietilen glikol, karena itu dikandung oleh obat-obatan. Dan itu bukan hanya satu merek obat, ada lima kelompok," ujarnya.

Hermawan mengatakan, fenomena gangguan ginjal akut yang menyebar secara masif sudah memenuhi syarat ditetapkan menjadi KLB.

Ia lantas bertanya-tanya, indikator mana saja yang belum memenuhi penetapan status KLB seperti yang dinyatakan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

"Indikator yang mana yang belum memenuhi status KLB? KLB atau outbreak itu terjadi pada rentang waktu yang pendek, kasus lama dengan kejadian yang berlipat-lipat atau kasus baru yang tiba-tiba heboh dan meluas," kata Hermawan.

"Makanya, ini kejadian yang tidak biasa-biasa saja. Ini kejadian yang luar biasa," ujarnya lagi.

Baca juga: 4 Arahan Jokowi Terkait Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak

Lebih lanjut, Hermawan mengungkapkan, jika penyebabnya benar-benar karena cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) pada obat sirup, pemerintah harus mengikuti jalur produksi dan distribusi obat untuk menekan kasus dan angka kematian.

Menurutnya, hal itu merupakan langkah penyelamatan yang paling pokok agar dapat menemukan kasus dengan cepat di masyarakat.

Penemuan dan pelacakan kasus secara cepat memungkinkan anak-anak yang sudah terlanjur terkontaminasi racun semakin cepat ditangani.

Di sisi lain, pasien-pasien yang masih dirawat diberikan penanganan dan obat penawar racun (antidotum) agar selamat.

Halaman:


Terkini Lainnya

Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Nasional
Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Nasional
Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Nasional
Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Nasional
Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Nasional
Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Nasional
Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Nasional
Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Nasional
Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Nasional
PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

Nasional
4 Bandar Besar Judi 'Online' di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

4 Bandar Besar Judi "Online" di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

Nasional
Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Nasional
Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com