Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Waspada Krisis, Menjaga Pasokan Pangan Wajib Dilakukan

Kompas.com - 11/08/2022, 17:35 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menegaskan kembali pentingnya menjaga pasokan pangan di Tanah Air.

Hal ini dikarenakan krisis pangan yang sedang melanda sejumlah negara di dunia.

"Kita pun harus hati-hati dan harus waspada terhadap yang namanya krisis pangan, jangan sampai terjadi di negara kita Indonesia. Oleh sebab itu, menjaga pasokan pangan wajib (dilakukan)," ujar Jokowi, di sela-sela peninjauan dan penanaman kelapa genjah bersama para petani di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, sebagaimana dilansir dari siaran pers Sekretariat Presiden, Kamis (11/8/2022).

Baca juga: Jokowi: Saat Krisis Kesehatan, Mana yang Enggak Benar Kelihatan

Selain pasokan pangan, presiden juga menegaskan pentingnya menjaga distribusi pangan agar tidak terjadi ketimpangan antardaerah di Indonesia.

Sebab, ketimpangan pangan dapat mengakibatkan harga pangan ikut meningkat.

Jokowi juga mendorong para petani untuk mulai menanam komoditas pangan yang bisa menjadi substitusi bahan pangan impor.

"Misalnya, urusan gandum, ini gandum di kita ini bisa dicampur dengan cassava, dicampur misalnya sorgum, dicampur dengan sagu. Saya kira ini akan sangat mengurangi impor kita," katanya.

Terakhir, presiden pun menegaskan pentingnya menjaga nilai inflasi bahan pangan agar tetap stabil sehingga tidak menurunkan daya beli masyarakat.

"Menjaga inflasi bahan makanan, bahan pangan, harus dijaga inflasinya sehingga kenaikan harganya tidak memberatkan daya beli masyarakat," tambahnya.

Baca juga: Moeldoko Ingatkan Indonesia Jangan Sampai Alami Krisis Pangan

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan potensi kekurangan pangan dan kelaparan yang bisa melanda 800 juta warga dunia.

Kondisi tersebut bisa terjadi jika krisis pangan yang dihadapi dunia tak segera dicari solusinya.

"Kita tahu, dunia sekarang ini sedang dilanda yang namanya krisis pangan. 300 juta lebih orang saat ini berada pada kekurangan pangan akut dan kelaparan di beberapa negara sudah mulai," ujar Jokowi usai meninjau penanaman kelapa genjah di Boyolali, Jawa Tengah, sebagaimana dilansir dari siaran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis.

"Dan diperkirakan ini kalau tidak ada solusi bisa masuk ke 800 juta orang akan kekurangan pangan dan kelaparan," tegasnya.

Baca juga: Wapres Minta Masyarakat Tak Takut dengan Potensi Resesi pada 2023

Oleh karenanya, presiden meminta agar lahan yang tidak produktif mulai diproduktifkan kembali.

Lahan-lahan tersebut menurutnya bisa ditanami cabai atau bahan pangan lainnya.

"Inilah kenapa kita ingin lahan-lahan yang tidak produktif itu diproduktifkan. Urusan cabai, harusnya rumah tangga rumah di desa-desa itu bisa menanam itu di polybag atau di pekarangannya," jelas Jokowi.

"Sehingga tidak ada yang namanya ini kekurangan cabai, atau harga cabai naik drastis. Ini yang baru dikerjakan oleh Kementerian Pertanian," lanjut kepala negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com