Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan Jet Tempur KF-21 Diharapkan Tingkatkan Kemampuan Militer RI-Korsel

Kompas.com - 29/07/2022, 21:08 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti senior Marapi Consulting and Advisory Beni Sukadis berharap pengembangan jet tempur KFX/IFX yang kini mempunyai nama resmi KF-21 Boramae dapat meningkatkan kemampuan militer Indonesia dan Korea Selatan (Korsel).

Dalam progres kerja sama ini, Indonesia dan Korsel baru-baru ini telah sepakat untuk melanjutkan kerja sama program pesawat tempur tersebut.

“Patut dipuji soal keberanian Korsel dan RI dalam melakukan kerja sama ini yang diharapkan menjadi suatu upaya dalam peningkatan kemampuan militer masing-masing negara,” kata Beni kepada Kompas.com, Jumat (29/7/2022).

Baca juga: Kilas Perjalanan Proyek Jet Tempur KFX/IFX Indonesia dan Korsel

Beni mengatakan, produksi jet tempur ini merupakan bagian dari diversifikasi sumber alat utama sistem persenjataan (alutsista) kedua negara.

Tujuannya tak lain adalah agar tidak tergantung dengan satu negara tertentu jika diembargo.

Di sisi lain, Beni menyebut bahwa program kerja sama ini juga sebagai langkah antisipasi apabila jet tempur F-16 milik Indonesia mulai menua.

“Kemenhan sudah memprediksi enam pesawat tempur F-16 yang kita punya saat pertama kali tahun 1981-an dan 24 pesawat hibah tahun 2014-2018 akan menjadi pesawat tua pada 15-20 tahun lagi,” ucap Beni.

Jet tempur KF-21 Boramae tergolong sebagai pesawat generasi 4,5.

Jika merujuk pada generasi tersebut, Beni menilai bahwa kecanggihan KF-21 Boramae bisa saja mengalahkan pesawat generasi 5 seperti F-35 buatan Amerika Serikat atau pun SU-57 milik Rusia.

Namun, kecanggihan tersebut belum tentu menandingi aspek lain yang ada pada pesawat generasi 5.

“(Karena) kemampuan lainnya belum teruji, karena ini masih dalam tahap uji coba prototipe pertama,” imbuh dia.

Sebelumnya, Indonesia dan Korsel meneken perjanjian kerja sama kesepakatan pembagian ongkos produksi jet tempur KFX/IFX pada 2014 antara Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Duta Besar Korea Selatan Cho Tai-young.

Perjanjian itu meliputi kerja sama rekayasa teknik dan pengembangan.

Baca juga: Tenaga Ahli PT DI Sebut Pembelian Jet Rafale Tak Bisa Dibandingkan dengan Proyek KFX/IFX

Dua tahun kemudian, Pemerintah Indonesia melalui PT Dirgantara Indonesia dan Korea Aerospace Industries (KAI) meneken kesepakatan pembagian tugas.

Kesepakatan itu mengatur tentang porsi keterlibatan PT DI dalam program jet tempur terkait dengan desain, data teknis, spesifikasi, informasi kemampuan, pengembangan purwarupa, pembuatan komponen, serta pengujian dan sertifikasi.

Dalam kontrak kerja sama itu, Pemerintah Korsel menanggung 60 persen pembiayaan proyek, kemudian sisanya dibagi rata antara Pemerintah Indonesia dan KAI masing-masing 20 persen.

Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol mengatakan, Korea Selatan dan Indonesia telah sepakat untuk terus melanjutkan kerja sama pengembangan jet tempur KF-21 dan KF-X.

Hal itu disampaikannya saat memberikan keterangan pers usai menerima kunjungan Presiden Jokowi di Kantor Kepresidenan Yongsan di Seoul, Korea Selatan, Kamis (28/7/2022).

"Kerja sama bidang pertahanan dan industri pertahanan adalah pilar penting dalam hubungan kedua negara. Jet tempur terbaru KF-21 dan KF-X jet tempur generasi terbaru yang dikembangkan oleh kedua negara telah sukses dilakukan uji terbang perdana beberapa waktu lalu," ujar Presiden Yoon dilansir dari siaran YouTube Sekretariat Presiden.

Baca juga: RI-Korsel Sepakat Lanjutkan Kerja Sama Kembangkan Jet Tempur KF-21 dan KF-X

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com