Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Segera Bagikan 75.000 Vaksin Sinopharm untuk Booster Penyandang Disabilitas di 6 Provinsi Jawa-Bali

Kompas.com - 18/07/2022, 15:17 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah segera membagikan 75.000 vaksin Covid-19 jenis Sinopharm untuk keperluan booster bagi para penyandang disabilitas dan support system-nya yang berada di Jawa dan Bali.

Menurut Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia, vaksin tersebut akan disalurkan ke enam provinsi.

"Vaksin ini akan didistribusikan ke enam provinsi yang sebelumnya sudah menerima vaksin yang sama untuk dosis pertama. Enam provinsi itu adalah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali," ujar Angkie dalam keterangan persnya, Senin (18/7/2022).

“Dengan adanya vaksin Sinopharm yang baru ini, kita akan melanjutkan pemberian vaksin booster di enam provinsi di Pulau Jawa dan Bali," kata dia.

Baca juga: Penerima Vaksin Sinopharm Kesulitan Booster, Ini Penjelasan Kemenkes

Menurut Angkie, vaksinasi dosis pertama dan kedua untuk penyandang disabilitas di Jawa dan Bali sudah digelar pada Agustus sampai Oktober 2021.

Dia menegaskan, vaksinasi booster penting diberikan kepada penyandang disabilitas.

Sebab, pelompok penyandang disabilitas merupakan bagian dari masyarakat yang rawan terpapar virus Covid-19.

"Karenanya pemerintah terus mengupayakan ketersediaan vaksin bagi disabilitas. Kami menginginkan penyandang disabilitas memiliki imun yang baik, utamanya di tengah tingginya kasus penularan Covid-19 seperti saat ini,” ujar Angkie.

Diberitakan sebelumnya, capaian vaksinasi booster belum setinggi capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama dan kedua sudah.

Baca juga: 63,4 Juta Dosis Vaksin Hibah Akan Diterima Indonesia, Ada Pfizer, Moderna, dan Sinopharm

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, capaian vaksinasi booster saat ini cenderung stagnan.

"Perkembangan vaksin booster cenderung stagnan. Bahkan, 28 dari 34 provinsi di Indonesia cakupannya masih dibawah 30 persen," kata Wiku dalam konferensi pers secara daring pada Kamis (14/7/2022).

Dia mengungkapkan, jika dilihat dari cakupan per daerah, cakupan booster tertinggi di Provinsi Bali mencapai 58 persen.

Berikutnya ada DKI Jakarta, Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur, meskipun cakupannya belum mencapai 50 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com