JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menduga bahwa kasus tambang emas ilegal yang menjerat polisi berpangkat Briptu berinisial HSB tidak dilakukan hanya seorang diri.
Dia mencontohkan, kasus sejenis pernah terjadi pada Iptu Labora Sitorus, polisi aktif pemilik rekening gendut lebih dari Rp 1 triliun dan menjadi terpidana pencucian uang dan pembalakan liar di Sorong.
Baca juga: KPK Siap Telusuri Aset Briptu HSB yang Diduga Punya Tambang Emas Ilegal
Kasus Iptu Labora menyeret sejumlah nama petinggi kepolisian, meski yang dihukum hanya dia sendiri.
“Labora Sitorus yang terlibat pembalakan liar, jual beli BBM ilegal, kasusnya telah menyeret nama-nama petinggi kepolisian saat itu, di antaranya mantan Kapolda Papua terkait aliran dana sepanjang tahun 2012, dan juga kapolres Raja Ampat saat itu,” kata Sugeng dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (11/5/2022).
“Akan tetapi kasus Iptu Labora Sitorus terhenti pada Labora Sitorus saja yang kemudian dihukum dan dijebloskan di Lapas Cipinang,” lanjutnya.
Berdasarkan kasus Iptu Labora, Sugeng pun turut menduga bahwa HSB tidak berkerja sendirian tanpa keterlibatan atasan.
Ia mendesak Kapolda Kalimantan Utara, Irjen Daniel Adityajaya, mengungkap tuntas aliran dana dari bisnis ilegal Briptu HSB, termasuk memeriksa apakah aliran dana itu turut diterima para atasan.
Menurutnya, pemeriksaan kasus Briptu HSB harus betul-betul transparan. Semua pihak yang diduga terlibat harus dipanggil dan diperiksa secara terbuka.
Ia mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menurunkan tim Propam Mabes Polri untuk mengawasi proses pemeriksaan kasus ini.
“Karena tidak mungkin atasan-atasan Briptu HSB tidak tahu praktek lancung anak buahnya yang masih dalam masa dinas tersebut,” kata Sugeng.
Baca juga: Oknum Polisi Briptu HSB, Tersangka Kasus Tambang Emas Ilegal, Diduga Terlibat Jaringan Narkoba
Sugeng juga beranggapan bahwa HSB perlu diberi kesempatan sebagai justice collaborator untuk bisa bersuara mengenai dugaan keterlibatan pihak lain.
“IPW menduga kasus ini adalah persaingan bisnis, terkait dgn setoran yang tidak lancar pada oknum-oknum petinggi polisi tertentu, dan setop kasusnya hanya sampai Briptu HSB sebagaimana kasus Iptu Labora Sitorus,” tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.