Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puan Minta Kader PDI-P Tak Pilih Pemimpin yang Cuma Muncul di Medsos, Pengamat: Tegaskan 'Say No To Ganjar'

Kompas.com - 29/04/2022, 18:10 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, pernyataan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani yang meminta kader PDI-P tidak memilih pemimpin yang hanya sering tampil di media sosial merupakan hantaman politik terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Pasalnya, menurut Umam, sindiran yang serupa juga pernah disampaikan Puan untuk menyentil Ganjar yang diikuti oleh tokoh-tokoh di lingkaran inti sekitar Puan.

"Dengan kata lain, Mbak Puan hendak mempertegas sinyal politik dan menyatakan 'say no to Ganjar'," kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (29/4/2022).

"Sikap politik itu semakin menjelaskan bahwa peluang Ganjar untuk maju ke kontestasi Pilpres 2024 lewat PDI-P semakin kecil," tambahnya.

Baca juga: Serangan-serangan Puan Maharani dan Kekhawatiran Menuju Pilpres 2024

Umam menuturkan, meski tentu tak populer di mata pendukung Ganjar, sikap Puan tersebut akan mendisiplinkan mesin politik PDI-P agar patuh dan tegak lurus kepadanya selaku perpanjangan tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Menurut Umam, ketegasan Puan tersebut juga semakin mengonsolidasikan dukungan kader partai banteng terhadap dirinya jika ia hendak maju sebagai calon presiden atau calon wakil presiden.

"Memang elektabilitas Puan masih rendah, tapi dia memiliki privilege dan kekuatan politik untuk menggerakkan mesin politik besar untuk maju di Pilpres 2024 mendatang," ujar Umam.

Ia mengatakan, kekuatan riil tersebut tidak dimiliki oleh para kandidat lainnya meski mereka mengantongi elektabilitas memadai.

Baca juga: Soal Survei Capres, Puan Maharani: Kadang Kita Pilih yang kalau di Medsos Nyenengin, tetapi...

Di sisi lain, Umam menilai Ganjar perlu memperbaiki pola komunikasi politiknya di internal PDI-P jika Ganjar serius maju sebagai calon presiden lewat PDI-P.

Menurut Umam, Ganjar harus menemukan formula untuk mengembalikan visi dan misi antara ia dengan Puan dan lingkaran Puan.

"Jika tidak, elektabilitas Ganjar hanya akan menjadi bubble phenomenon atau fenomena balon, yang gampang membesar dan juga gampang mengempis," ujar dia.

Ia menyebutkan, fenomena itu terjadi pada tokoh-tokoh berelektabilitas tinggi namun tidak mendapatkan perahu koalisi pada pilres sebelum-sebelumnya.

Sebelumnya, Puan meminta kader PDI-P untuk selektif memilih pemimpin, yakni dengan tidak memilih pemimpin yang sering tampil di media sosial tapi tak bisa bekerja.

Baca juga: Kaget Lihat Kantor DPC PDI-P Sragen, Puan: Katanya Pemenang Pemilu, Nanti Digibahi

Hal itu disampaikan Puan di depan ribuan kader PDI-P Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, saat menanggapi hasil survei bakal calon presiden dan calon wakil presiden 2024 yang mulai bermunculan.

“Terkadang-kadang itu kita suka yo wes lah dia saja asal ganteng, dia saja yang dipilih asal bukan perempuan, dia saja walau tidak bisa apa-apa yang penting kalau di sosmed dan TV nyenengin. Tetapi tidak bisa kerja dan nyenengin rakyat. Mau enggak kayak itu,” ujar Puan, Selasa (26/4/2022).

Puan meminta seluruh kader memilih orang yang pernah memperjuangkan rakyat. Bukan memilih karena orangnya keliatan di panggung media massa dan media sosial.

“Jangan kita asal pilih karena cuma kelihatan di panggung media, tv, dan medsos. Pilih orang pernah memperjuangkan kita dan bersama kita dan bergotong royong kita,” jelas Puan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com