Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

63,4 Juta Dosis Vaksin Hibah Akan Diterima Indonesia, Ada Pfizer, Moderna, dan Sinopharm

Kompas.com - 31/03/2022, 12:22 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia akan menerima vaksin hibah dari luar negeri sebanyak 63,4 juta dosis sepanjang 2022.

Adapun hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lucia Rizka Andalusia saat rapat dengan Komisi IX DPR, Kamis (31/3/2022).

Rizka mengatakan, ada tiga jenis vaksin yang rencananya akan diterima Indonesia, yakni vaksin Pfizer, Moderna dan Sinopharm.

"(Hibah vaksin) akan dilaksanakan oleh Kemenkes untuk pelaksanaan vaksinasi ini, dengan jumlah sebanyak 63,4 juta dosis yang terdiri dari Vaksin Pfizer, Moderna, dan Sinopharm," kata Rizka.

Ia mengaku, pihaknya meyakini mampu mengatur waktu pendistribusian vaksin hibah tersebut.

Baca juga: Penerbitan EUA Vaksin Merah Putih Diperkirakan Mundur Jadi Agustus-September 2022

Caranya, Kemenkes akan menyampaikan kepada pendonor vaksin terkait waktu pengiriman ke Indonesia. Waktu pengiriman akan bergantung pada kebutuhan vaksin di Indonesia.

"Kapan itu akan dikirim ke Indonesia, tergantung dari kebutuhan vaksin dalam program vaksinasi, dan ketersediaan atau kapasitas penyimpanan kami," jelasnya.

Dalam pemaparannya, Rizka merinci soal kedatangan vaksin hibah tersebut. Rencananya, 5.500.200 dosis vaksin Pfizer, Moderna dan Sinopharm akan diterima pada April.

Selanjutnya pada Mei akan diterima 1.956.400 dosis vaksin. Lalu 2,7 juta dosis vaksin pada Juni 2022.

Berikutnya akan diterima sebanyak 9,2 juta dosis vaksin pada Juli 2022. Serta 12 juta dosis vaksin pada Agustus 2022.

Kemudian pada  September 2022 akan diterima sebanyak 7 juta dosis vaksin, dan Oktober 9 juta dosis vaksin.

Lalu November diterima 11.057.770 dosis vaksin, dan Desember 2022 sebanyak 5 juta dosis vaksin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com