Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ingatkan Perubahan Iklim Dunia Akan Semakin Mengerikan

Kompas.com - 23/02/2022, 15:34 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung perubahan iklim yang berpotensi berdampak semakin mengerikan bagi dunia ke depan.

Presiden meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan jajarannya mengantisipasi hal itu dengan memperbaiki kondisi lingkungan.

"Kita tahu perubahan iklim dunia arahnya akan semakin mengerikan. Semua negara juga sudah ngeri dan sudah mengalami bencana yang sebelumnya tidak ada, kemudian ada karena perubahan iklim," kata Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Rakornas BNPB 2022 secara virtual dari Istana Bogor, Rabu (23/2/2022).

Baca juga: Perekonomian RI Berpotensi Merugi Rp 115 Triliun, Imbas Perubahan Iklim

Jokowi mencontohkan terjadinya taifun dan tsunami yang semakin sering terjadi.

Oleh karena itu, Indonesia harus mempersiapkan infrastruktur untuk mengurangi risiko dampak bencana akibat perubahan iklim.

Jokowi juga meminta masyarakat dan pemangku kepentingan melakukan perbaikan kondisi lingkungan sekitar. Misalnya dengan menanam vegetasi penghambat ombak.

"Saya kira mangrove dan tanaman seperti nipah, cemara pantai, kasuarina, pohon kelapa ini harus banyak-banyak kita tanam di daerah pesisir pantai yang banyak bencana tsunami atau pun taifunnya," ungkap Jokowi.

Lebin lanjut kepala negara meminta BNPB dan jajarannya melakukan pengecekan secara rutin terhadap alat peringatan dini bencana.

Presiden mengingatkan bahwa Indonesia masih tidak disiplin memeriksa infrastruktur peringatan dini bencana.

"Innstrumen peringatan dini harus terus di-upgrade dan dicek secara rutin, ini yang sering kita tidak disiplin di sini. Cek secara rutin," kata Jokowi.

"Saya tahu tidak semua pengadan alat ini dilakukan BNPB. Tapi saya minta BNPB ikut terlibat dan mengingatkan kementerian terkait untuk menjalankan tugas. Karena ini menyangkut keselamatan rakyat," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengingatkan bahwa BNPB merupakan salah satu pilar utama penanganan bencana di Tanah Air. Oleh karenanya kepala negara meminta BNPB selalu berbenah diri.

"Pertama, budaya kerja BNPB harus siaga, harus antisipatif, harus responsif dan adaptif. Budaya ini sangat penting karena bencana itu datangnya tidak terduga," ujar Jokowi.

"Bahkan muncul bencana yang tidak terbayangkan sebelumnya, salah satunya adalah pandemi Covid-19. Semua ketidakterdugaan itu harus kita tangani untuk memperkecil risiko bagi masyarakat, bangsa dan negara," lanjutnya.

Baca juga: Ancaman Perubahan Iklim Bisa Lebih Besar dari Pandemi, Sri Mulyani Tagih Komitmen Negara G20

Kedua, Presiden meminta orientasi pada pencegahan bencana harus diutamakan.

Sejumlah bencana seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi memang tidak bisa dicegah. Akan tetapi banyak jenis bencana yang bisa dikurangi dan dicegah.

Jokowi mencontohkan, banjir bisa dicegah dengan penghijauan, dengan penanaman vegetasi dan longsor juga bisa dicegah.

Langkah-langkah ini menurutnya harus dilakukan secara sinergis antara BNPB dengan kementerian serta lembaga terkait termasuk pemerintah daerah dan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com