JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, kasus Covid-19 pada anak mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.
Namun, kata Piprim, anak yang terpapar Covid-19 tersebut tidak diketahui terinfeksi varian Omicron atau varian lainnya.
Sebab, pemeriksaan sampel Covid-19 dengan Whole Genome Sequencing (WGS) hanya dilakukan terhadap pasien yang memiliki gejala berat.
"Apakah dia (pasien anak) terpapar omicron atau tidak, belum tentu dilanjutkan ke genome sequencing-nya karena kriterianya dia harus klinis berat baru dilanjutkan (ke WGS)," kata Piprim saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/1/2022).
Baca juga: IDAI: Orangtua Jangan Ragu Izinkan Anak Ikut Vaksinasi Covid-19
Piprim mengatakan, meningkatnya kasus Covid-19 pada anak ini membuat sejumlah rumah sakit kembali membuka ruang perawatan khusus anak yang terinfeksi Covid-19.
"Data dari IDAI, kita kan rapat ini, mulai banyak laporan dari dokter anak pasien yang positif Covid-19 di rumah sakitnya, bahkan di rumah sakit juga sudah dipersiapkan lagi bangsal Covid-19-nya yang tadinya ditutup ini sudah mulai dibuka lagi," ujarnya.
Baca juga: IDAI: Banyak Anak Dapat Vaksin Covid-19, Lebih Aman Masuk Sekolah
Piprim juga mengatakan, sudah saatnya pemerintah menarik rem darurat untuk menekan penyebaran kasus Covid-19.
Ia mengusulkan pemerintah menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara serentak selama 2 pekan sebagai upaya menekan penularan virus.
"Ini kan kenaikannya di atas 8 persen positivity rate, jadi kita perlu menekan rem darurat, 2 minggu ke depan bagusnya PJJ serentak, jangan ada buka tutup buka tutup, itu juga enggak efektif secara umum," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.