Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNI Pekerja Pertanian Bakal Bebas Visa Untuk Bekerja di Australia

Kompas.com - 21/01/2022, 10:08 WIB
Mutia Fauzia,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI menyatakan, saat ini sedang dilakukan perundingan antara Indonesia dengan Australia terkait program bebas visa bagi pekerja di bidang pertanian.

Kepala Biro Dukungan Strategis Pimpinan Kemenlu Achmad Rizal Purnama mengatakan, perundingan tersebut merupakan bagian dari Australian Agricultural Visa Program yang sebelumnya ditujukan kepada negara-negara kawasan pasifik.

Namun kini, Australia sedang membuka kesempatan bagi negara-negara kawasan Asean, salah satunya Indonesia.

"Program ini memang sesungguhnya beberapa tahun terakhir diberi ke negara-negara pasifik. Tapi sejak tahun lalu Australia sudah membuka program ini ke negara-negara Asean dan saat ini sedang dalam proses untuk Indonesia yang menjadi bagian dari negara Asean, tentu akan menjadi participant dalam program tersebut," ujar Rizal dalam press briefing yang dilakukan secara virtual, Kamis (20/1/2022).

Baca juga: Korea Selatan Kenalkan Visa Hallyu, Pas untuk K-popers

Dengan partisipasi Indonesia pada program tersebut, harapannya akan banyak WNI yang bisa bekerja di Australia untuk bekerja, terutama di bidang pertanian.

Rizal mengatakan, saat ini Indonesia masih dalam tahap negosiasi untuk bisa terlibat dalam program tersebut.

Ia mengatakan, perundingan baru saja dilakukan oleh Menlu RI Retno Marsudi dengan Menlu Australia Marise Payne pada Rabu (19/1/2022) lalu.

"Khusus dengan Australia, komunikasi antara Ibu Menlu dengan Menlu Australia sebenarnya sangat reguler dilakukan, namun untuk komunikasi terakhir beliau hanya membahas satu isu, terkait proses perundingan atau pembahasan Australian Agriculture Visa Program," kata Rizal.

Baca juga: Syarat Visa untuk Penyatuan Keluarga WNI dan WNA dalam Masa Pandemi

Namun demikian, ia tak merinci secara lebih lanjut mengenai pembahasan antara kedua menteri luar negeri tersebut.

Rizal mengatakan, diharapkan Indonesia bisa berpartisipasi dalam program bebas visa bagi pekerja pertanian itu dalam waktu dekat.

"Terkait dengan hal ini yang disampaikan Bu Menlu, yang menjadi bagian dari negosiasi, yakni dikedepankan perhatian bersama bagaimana pekerja Indoneisa bisa bekerja dan mendapatkan perlakuan yang baik, safe. Kita pastikan aspek keselamatan dan dignified ketika mereka (pekerja Indonesia) bekerja di Australia," jelas Rizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com