Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Besar Kasus Omicron di RI Tak Bergejala, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 30/12/2021, 21:53 WIB
Mutia Fauzia,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan menyebut, 52 dari 68 orang yang terpapar Covid-19 varian Omicron di Indonesia tak bergejala.

Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI Prasenohadi menjelaskan, hal tersebut disebabkan oleh efektivitas vaksin yang bekerja dengan baik.

Sehingga, orang yang sudah melakukan vaksinasi akan cenderung tahan dari varian tersebut daripada orang yang belum divaksin.

"Kemudian imun orang tersebut juga akan meningkat. Memang ada beberapa kasus di luar negeri ada yang meninggal atau gejala berat. Tapi tidak sebanyak kasus seperti di Indonesia ketika varian Delta kemarin itu," jelas Prasenohadi dalam diskusi Menjaga Pandemi Tetap Landai Paska Natal dan Tahun Baru di Youtube resmi BNPB, Kamis (30/12/2021).

Ia menambahkan, seseoranng yang telah mendapatkan suntikan vaksin, tetap bisa tertular varian Omicron lantaran antibodi yang terbentuk setelah vaksinasi berkurang seiring berjalannya waktu.

Baca juga: Pasien Omicron di RSPI Tunjukkan Tanda Pembekuan Darah

Di sisi lain, varian Omicron adalah hasil mutasi dari virus corona yang memang bisa menyebabkan orang yang sudah divaksin tetap bisa kembali terinfeksi, bahkan untuk orang yang sudah mendapatkan suntikan booster vaksin Covid-19.

"Makannya kan booster ini menjadi hal yang penting dalam menghadapi kasus Omicron. Jadi sepertinya, dengan dua kali vaksinasi tidak cukup dalam menghadapi kasus Omicron. Pemberian booster menjadi hal yang sangat penting untuk mengatasi virus ini," kata Prasenohadi.

Ia pun juga menekankan pentingnya vaksinasi lantaran sebagian besar kasus orang terpapar Omicron di Amerika Serikat yang harus menjalani perawatan lantaran belum vaksinasi.

Di Amerika Serikat sendiri, kini tingkat vaksinasi hingga dosis kedua telah mencapai 62 persen.

"Di satu berita di Amerika Serikat seorang dokter UGD mengatakan sebagian besar kasus yang yang ke IGD adalah yang belum divaksinasi. Dan gejalanya sangat berat. Maka mereka sarankan vaksinasi menjadi hal yang penting dan vaksinasi terbukti bisa mencegah, atau paling tidak menimbulkan efek lebih ringan akibat virus ini," jelas Prasenohadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com