JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dari total 68 kasus Covid-19 akibat penularan varian Omicron di Indonesia, paling banyak berasal dari pelaku perjalanan asal Turki.
"Perjalanan luar negeri ini terutama memiliki riwayat terbanyak adalah dari negara Turki (20 kasus)," kata Nadia dalam konferensi pers melalui kanal YouTube FMB9ID_IKP, Rabu (29/12/2021).
Nadia mengatakan, setelah Turki, kasus varian Omicron di Indonesia banyak ditemukan dari pelaku perjalanan yang memiliki riwayat asal Jepang, Kenya, Korea Selatan, Malawi, Malaysia, Mesir, Nigeria, Kongo, Spanyol, Ukraina dan Irlandia.
Baca juga: Antisipasi Varian Omicron, Kemenkumham Perketat Jalur Masuk ke Indonesia
Ia mengatakan, total jumlah kasus terpapar omicron dari negara-negara tersebut sebanyak 19.
Lalu, dari Arab Saudi sebanyak 13 dan Uni Emirat Arab sebanyak 6 orang.
"London/UK 4 kasus omicron, USA 3 kasus, dan 3 non pelaku perjalanan luar negeri," ujarnya.
Berdasarkan hal tersebut, Nadia meminta, masyarakat untuk menunda perjalanan ke negara-negara yang teridentifikasi varian Omicron cukup banyak.
"Kami mengimbau tentunya dengan melihat pola seperti ini untuk warga negara Indonesia menunda perjalanan ke negara-negara dengan kasus omicron yang cukup banyak," ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, ada 21 penambahan kasus baru Covid-19 akibat penularan varian Omicron di Indonesia pada Rabu.
Dengan demikian, total kasus Covid-19 akibat penularan varian Omicron di Indonesia mencapai 68.
Baca juga: Kemenkes: 21 Kasus Baru Varian Omicron Terdiri dari 16 WNI dan 5 WNA
"Tadi pagi ada 21 orang jadi totalnya 68," kata Budi dalam acara Taklimat Bidang PMK di gedung Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu.
Budi mengatakan, 21 kasus omicron tersebut berasal dari perjalanan luar negeri yaitu Arab Saudi, Turki dan Uni Emirat Arab.
"21 orang ini semuanya datang dari luar negeri paling banyak Arab Saudi, Turki dari UEA," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.