Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepanjang 2021, Bakamla Amankan Risiko Kerugian Negara Hampir Rp 4 Triliun

Kompas.com - 29/12/2021, 13:28 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya Aan Kurnia mengatakan, Bakamla mengamankan risiko kerugian negara hampir Rp 4 triliun sepanjang periode 2021.

Jumlah itu berasal dari penangkapan kapal motor tanker berbendera Iran dan Panama yang diduga melakukan transfer bahan bakar minyak (BBM) ilegal di Perairan Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (24/1/2021). Nilainya kurang lebih sebesar Rp 1,8 triliun.

Baca juga: Pengamanan Perairan Natuna Jadi Prioritas Bakamla di 2022

Kedua, Bakamla bersama BNN mengamankan 21 paket sabu seberat 436,30 kilogram. Sabu itu diamankan di salah satu pulau di Kepulauan Seribu, Jakarta.

"Di ulang tahun yang ke-16 ini, Bakamla kinerja kemudian hasilnya ini makin lama makin baik dan ini bisa saya buktikan dengan apa yang sudah diraih oleh Bakamla selama tahun 2021 dan kita juga bisa mengamankan potensi kerugian negara hampir Rp 4 triliun," ujar Aan di Markas Bakamla, Jakarta, Rabu (29/12/2021)

Aan mengatakan, risiko kerugian negara yang berhasil diselamatkan Bakamla tersebut belum termasuk penangkapan kapal yang belum membayar pajak.

Kapal tersebut yakni Kapal CS Nusantara Explorer yang diduga menunggak pajak hingga Rp 33 miliar di Laut Natuna Utara.

Baca juga: Bakamla Tangkap Kapal Vietnam Pencuri 2 Ton Ikan di Laut Natuna Utara

Kapal tersebut kini sudah diserahkan ke Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

"Jadi ini hasil kerja sama antara Bakamla dengan Dirjen Pajak (Kemenkeu)," kata Aan.

Ia menyebut kapal tersebut sedianya akan melarikan diri ke China. Akan tetapi, Bakamla lebih dulu melakukan penangkapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com