Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandara Juanda Disiapkan Jadi Pintu Masuk Pelaku Perjalanan Luar Negeri

Kompas.com - 20/12/2021, 18:40 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Bandar Udara (Bandara) Juanda di Surabaya disiapkan menjadi pintu masuk baru bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) atau yang pulang ke Tanah Air.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi melonjaknya PPLN yang kembali ke Indonesia.

"Kepala BNPB sudah menyiapkan kesiapan Bandara Juanda sebagai pintu masuk baru bagi PPLN yang akan pulang ke Tanah Air," ujar Luhut dalam konferensi pers evaluasi PPKM yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (20/12/2021).

"Untuk mengantisipasi melonjaknya PPLN yang tiba di Indonesia pemerintah juga akan menyapkan tempat atau wisma karantina baru agar kepulangan mereka tetep kondusif sesuai protokol yang ada," kata dia.

Baca juga: Luhut: Banyak yang Mampu Belanja di Luar Negeri, tetapi Karantina Maunya yang Gratis

Berkaitan dengan kepulangan WNI dari luar negeri, Luhut pun meminta masyarakat tidak mengarang berita palsu atau hoaks.

Menurut Luhut, dari hasil razia yang digelar Polda Metro Jaya, banyak WNI baru pulang dari luar negeri setelah berbelanja.

Para WNI itu sedianya dapat melakukan karantina di hotel.

Akan tetapi, mereka meminta untuk bisa melakukan karantina di Wisma Altet yang tidak perlu mengeluarkan biaya.

Baca juga: Masa Karantina Akan Ditambah Jadi 14 Hari jika Omicron Meluas

Atas kondisi ini, Luhut meminta agar masyarakat tidak membuat gosip yang tidak perlu.

"Kita ambil tindakan bagi orang-orang yang semacam ini. Jadi jangan membuat gosip-gosip yang tidak perlu. Semua harus kita lakukan dengan sangat terukur," ucap Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com