Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Percepat Deteksi Omicron, Menkes Naikkan Kuota Genome Sequencing Jadi 10 Persen

Kompas.com - 16/12/2021, 15:09 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya akan menaikkan persentase whole genome sequencing (WGS) dari 5 persen ke 10 persen.

Tujuannya agar kasus penularan Covid-19 akibat varian Omicron lebih cepat terdeteksi.

"Jadi seluruh kasus konfirmasi yang terjadi standarnya biasanya 5 persen yang dilakukan WGS. Sekarang kita mau lakukan 10 persen (dari) semua kasus konfirmasi (positif). Supaya kalau ada kasus varian Omicron kita bisa cepet ketemu," ujar Budi dalam keterangan pers secara virtual pada Kamis (16/12/2021).

Baca juga: Kasus Varian Omicron Terdeteksi di RI, Epidemiolog: Implementasi Aturan Perjalanan Harus Tegas

Adapun WGS adalah upaya untuk mengetahui penyebaran mutasi virus Corona.

Menurut Budi, strategi meningkatkan kuota WGS ini tidak sulit dilakukan.

Sebab saat ini kasus konfirmasi positif Covid-19 secara disebutnya tidak terlalu banyak.

"Kan tidak terlalu banyak kasus konfirmasi. Sehari 200-300. Kita sudah tingkatkan persentasenya yang dilakukan WGS dari seluruh kasus konfirmasi yang terjadi," ungkap Budi.

Selain itu, pihaknya juga melakukan strategi pemeriksaan Covid-19 menggunakan reagen PCR yang mampu mendeteksi dini penularan varian Omicron.

Teknologi ini memungkinkan hasil tes PCR yang berstatus positif Covid-19 memiliki tanda tertentu.

Dengan demikian, proses konfirmasi hasil tes PCR bisa berjalan lebih singkat.

"Karena kalau tes PCR kan kita bisa memperoleh hasil dalam 4-5 jam, tapi kalau WGS butuh waktu 5-7 hari," tambah Budi.

Sebelumnya, Budi mengonfirmasi temuan satu kasus perdana penularan varian Omicron di Indonesia itu.

Kasus tersebut terdeteksi pada pasien dengan inisial N yang bekerja sebagai petugas pembersih di RS Wisma Atlet.

Baca juga: Varian Omicron Terdeteksi di RI, Epidemiolog Imbau Warga Patuh Prokes

Temuan ini dipastikan pada 15 Desember 2021 setelah mendapat konfirmasi dari Balitbangkes Kemenkes maupun GISAID.

Budi menyebutkan, saat terkonfirmasi positif pasien N dalam kondisi sehat dan tidak menderita gejala batuk maupun demam.

Pasien itu lantas dikarantina di RS Wisma Atlet. Setelah dilakukan tes PCR yang kedua, pasien N dinyatakan negatif dari Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com