Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Banyak Pemimpin Negara Besar Datang kepada Saya...

Kompas.com - 11/11/2021, 13:55 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menceritakan pengalamannya saat mengikuti rangkaian konferensi tingkat tinggi (KTT) di sejumlah negara pada pekan lalu.

Hal itu disampaikannya di hadapan pimpinan dan kader Partai NasDem saat memberi sambutan pada HUT ke-10 Partai NasDem, Kamis (11/11/2021).

"Saya baru saja tiba dari perjalanan selama seminggu, yaitu di Roma untuk menghadiri KTT G20, kemudian diteruskan dengan KTT perubahan iklim COP26 di Glasgow. Terakhir kita mampir di UEA untuk memperkuat hubungan kita dengan negara-negara sahabat," ujar Jokowi sebagaimana dipantau dari siaran langsung kanal Youtube NasDem TV.

Jokowi mengungkapkan, ada hal berbeda dirasakannya selama rangkaian kegiatan itu.

Baca juga: ICW-Perludem Surati Jokowi soal Keberatan Timsel KPU-Bawaslu, Ini Kata KSP

Menurutnya, banyak sekali permintaan pertemuan bilateral dari negara-negara yang hadir di Roma, Glasgow maupun UEA.

"Kemudian, banyak sekali yang secara mendadak baik waktu saya berdiri, maupun saat duduk datang kepada saya. Dan itu adalah negara-negara gede, negara besar. Kepala negara yang datang. Ini ada apa? Perbedaan itu yang saya rasakan," katanya.

Akan tetapi, lanjut Jokowi, yang menurutnya lebih penting adalah sebuah kehormatan Indonesia bisa memegang presidensi atau ketua G20 selama setahun mendatang.

Selama setahun ke depan, yakni mulai 1 Desember 2021 hingga awal November 2022 Indonesia menggelar sekitar 150 pertemuan yang membahas berbagai isu.

Baik isu keuangan dan ekonomi, perubahan iklim, ekonomi digital dan sebagainya.

Baca juga: Jokowi: Saya Sedih, Kita Semakin Dipandang Negara Lain, tetapi Dikerdilkan di Negara Sendiri

Seluruh pertemuan itu akan digelar di Indonesia, tepatnya di Bali dan sejumlah lokasi lain di Tanah Air.

"Perlu saya sampaikan, Indonesia adalah negara pertama, negara berkembang pertama yang menjadi Presidensi G20. Oleh sebab itu, posisi strategis seperti ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya," tegas Jokowi.

"Karena betul-betul kita duduk setara dengan negara maju. Bagaimana kita bisa mendongkrak, bagaimana kita bisa memanfaatkan posisi ini untuk kepentingan nasional kita," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com