Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdagangan Indonesia dengan Amerika Latin-Karibia Bergerak Positif, Menlu: Momentum Hidupkan Kembali Perekonomian

Kompas.com - 14/10/2021, 14:44 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, perdagangan Indonesia dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia tengah bergerak positif.

Menurut Retno, kondisi tersebut menjadi momentum untuk menghidupkan kembali perekonomian yang terdampak pandemi Covid-19.

"Ini memberikan momentum utama yang harus kita manfaatkan untuk mempercepat pemulihan dan menghidupkan kembali ekonomi kita pasca-Covid-19," ujar Retno, dalam pertemuan Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA-LAC) Business Forum 2021, Kamis (14/10/2021).

Baca juga: Indonesia Tawarkan Tiga Poin Penguatan Kerja Sama Ekonomi dengan Amerika Latin dan Karibia

Retno mencatat, pergerakan perdagangan Indonesia dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia menembus 8,25 miliar dollar Amerika Serikat (AS) pada 2020.

Angka tersebut tercatat meningkat 6,45 persen dibanding periode sebelumnya, yakni sebesar 7,75 miliar dollar AS.

Untuk melanjutkan hal ini, Indonesia pun menawarkan tiga poin penting berkenaan dengan upaya penguatan perkenomian.

Pertama, memperkuat upaya untuk menghubungkan kembali ekonomi bersama.

Terkait poin pertama ini, Retno menuturkan, berbagai tindakan pembatasan telah menghambat interaksi bisnis langsung dan pergerakan orang.

Namun, semua pihak harus membuat langkah serius menuju pembukaan kembali pembatasan dengan aman untuk memfasilitasi koridor perjalanan bisnis.

Untuk mencapai hal tersebut, kata Retno, perlu dijajaki saling pengakuan sertifikat vaksin antara Indonesia dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia.

Kedua, memperdalam kerja sama industri kreatif, ekonomi digital, dan konektivitas.

Menurutnya, solusi inovatif adalah pendorong utama untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Ekonomi kreatif memainkan peran utama dalam meningkatkan mata pencaharian dan mengurangi kemiskinan.

Baca juga: Menlu RI Minta Semua Vaksin Covid-19 yang Mendapat Izin WHO Harus Diakui secara Setara

Selain itu, industri kreatif juga terbukti sangat lincah karena telah menunjukkan pertumbuhan yang cukup besar selama pandemi Covid-19. Pada saat yang sama, ekonomi digital juga berkembang.

"Teknologi digital dan informasi telah menjadi pendukung penting bagi kelangsungan bisnis," terang dia.

Ketiga, menjalin kemitraan tentang keberlanjutan ekonomi hijau. Ia menyatakan, pandemi telah memberikan momentum bagi semua pihak untuk mendorong ekonomi hijau.

Indonesia dan negara-negara LAC memiliki aspirasi dan komitmen yang sama untuk mengurangi emisi karbon global.

Untuk mencapai hal ini, Indonesia telah mendorong pengembangan, misalnya ekosistem untuk kendaraan listrik energi terbarukan termasuk biofuel dan panel surya.

Menurut Retno, sektor ini dapat berkontribusi tidak hanya dalam menciptakan lapangan kerja, tetapi juga untuk pengembangan energi masa depan.

"Oleh karena itu, saya mengundang negara-negara LAC untuk memperkuat kerja sama investasi di ekonomi hijau untuk kepentingan masa depan kita bersama," terang Retno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com