Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasan Sadeli
Pemerhati Sejarah Maritim

Pemerhati Sejarah Maritim | Lulusan Magister Ilmu Sejarah Universitas Indonesia.

 

Dunia Maritim Indonesia yang Kian Asing bagi Kalangan Generasi Muda Terpelajar

Kompas.com - 14/10/2021, 05:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEORANG sahabat menanyakan apa pentingnya mengisahkan kemegahan kisah masa lalu tentang kejayaan maritim Nusantara untuk generasi hari ini?

Mengapa laut seolah sedemikian relevan dalam pandangan kita, orang Indonesia? Bukankah selama ini kita lebih banyak bersandar dan beraktivitas di daratan?

Ia melanjutkan, lihatlah, betapa banyak profesi yang terbuka luas di daratan. Tukang ojek, pekerja kantoran, guru, birokrat, politisi, pedagang kaki lima, petani, dan berbagai jenis pekerjaan lain yang saya yakin lebih banyak yang bermarkas di daratan.

Pertanyaan itu sebenarnya datang di tengah bincang santai, tetapi yang membuat saya enggan untuk melanjutkan pembahasan ialah karena sahabat saya itu seorang yang terpelajar. Ia bahkan kandidat doktor di salah satu universitas ternama.

Baca juga: Kuliah Umum Unhas: Wujudkan Indonesia Poros Maritim Dunia

Saya jadi heran, mengapa seorang berpendidikan tinggi, asli Indonesia, dan mengaku sering bepergian dengan beragam moda transportasi termasuk kapal laut, namun memposisikan diri sebagai seorang yang begitu asing (tidak akrab) dengan hal-hal menyangkut lautan.

Minimnya pengetahuan

Sebelumnya, saya pernah meminta mahasiswa di komunitas pergerakan yang menjadi rumah utama diskusi sehari-hari, agar membuat angket dan merilis pertanyaan sederhana mengenai potensi sektor kemaritiman yang mereka ketahui.

Semula saya pikir kaum terpelajar memiliki wawasan mengenai hal-hal menyangkut sektor kelautan dan kemaritiman. Tetapi dugaan saya meleset lumayan jauh. Rata-rata responden menyebutkan perikanan dan pariwisata sebagai potensi utama sektor kelautan dan kemaritiman.

Selain itu ada juga yang menambahkan pertambangan sebagai salah satu kekayaan sektor maritim, hanya saja jumlah responden yang menjawabnya amat sedikit. Namun hal lain yang menjadi perhatian saya ialah bahwa kolom yang disediakan untuk menguraikan potensi sektor kelautan dan kemaritiman masih begitu luas.

Baca juga: Indonesia di Tengah Kawasan yang Tidak Pernah Teduh...

Ibarat dosen yang memberikan kertas ujian dengan satu pertanyaan pada secarik kertas, dan mahasiwa mengembalikan kertas ujiannya dengan uraian jawaban hanya beberapa penggal kalimat saja.

Benar tidaknya jawaban memang tidak begitu ditentukan oleh panjang pendeknya uraian. Namun jawaban yang begitu singkat ditengah ketersediaan kolom yang terhampar luas, “sedikit” mengindikasikan miskinnya pengetahuan.

Saya juga pernah menjadi pembicara dalam suatu kajian yang mengangkat tema tentang potensi kemaritiman, di sebuah warung kopi yang berada persis di bibir pantai. Dan tentu saja deru ombak yang menghantam beton (tanggul) di dekat lokasi kajian begitu nyaring. Sampai-sampai pengeras suara juga tidak banyak membantu.

Tetapi ada satu hal yang begitu nampak dalam kajian saat itu yakni para peserta yang terdiri dari mahasiswa tersebut tidak begitu terkesan dengan uraian yang saya sampaikan. Mereka terlihat lebih nyaman berbicara satu sama lain dan tidak sedikit pula yang asyik dengan gawainya.

Awalnya saya menduga jika mereka tidak begitu asing dengan paparan ihwal riwayat kejayaan maritim Nusantara dan hal-hal menyangkut potensi kemaritiman Indonesia. Jika demikian, lalu untuk apa mereka mengundang saya untuk mengisi kajian tentang kemaritiman?

Akhirnya, saya putuskan untuk menanyai peserta kajian satu per satu. Dan ternyata dugaan saya keliru. Mereka lebih banyak menggelengkan kepala.

Bahkan saat ditanya mengenai Tol Laut, ada yang yang mengaosiasikannya dengan pembangunan jalan tol di atas laut. Akhirnya saya memutuskan untuk menyudahi pembicaraan saat itu juga. Dalam hati ada perasaan yang campur aduk. Antara kecewa dan tentu saja tumpukan rasa heran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com