Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK: Perguruan Tinggi Terlalu Semangat Bangun Program Profesional Berkualitas Apa Adanya

Kompas.com - 06/10/2021, 17:05 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, saat ini perguruan tinggi di Indonesia gencar membangun program studi profesional tetapi dengan kualitas apa adanya.

Padahal, kata dia, yang menjadi tanggung jawab perguruan tinggi untuk menyongsong bonus demografi 2045 adalah agar mereka dapat memperbesar bidang-bidang kajian vokasional.

Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan anak-anak lulusan SMA-SMK segera mendapatkan pendidikan keterampilan level tinggi dan bisa memasuki dunia kerja.

"Perguruan tinggi kita terlalu bersemangat membangun program studi profesional tetapi dengan kualitas apa adanya, akibatnya jadi tidak profesional, abai atau kurang perhatian terhadap penyediaan kajian studi di bidang vokasional," kata Muahdjir saat menjadi keynote speaker di acara peluncuran “Buku Indonesia Menuju 2045”, Rabu (6/10/2021).

Baca juga: Menko PMK Akui Proses Pendidikan Indonesia Belum Atur Soal Logika, Etika dan Estetika dengan Seimbang

Meskipun profesional merupakan tingkatan yang paling tinggi dan harus lebih tinggi dari vokasional, kata dia, tetapi hal tersebut dinilainya menjadi masalah perguruan tinggi saat ini.

Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mulai mendorong kampus dan perguruan tinggi untuk memperbesar jumlah program studi vokasional.

"Tujuannya agar memberikan kesempatan anak-anak yang sekarang sudah masuk SMK, yang mampu dan belum siap untuk bekerja agar bisa melanjutkan studi di bidang vokasi sehingga menjadi tenaga-tenaga berketerampilan tinggi," ujar Muhadjir.

Baca juga: Menko PMK: PON XX Juga Jadi Ajang Promosi Pariwisata Papua

Pemerintah saat ini memberi perhatian kepada level sekolah menengah, yakni SMA dan SMK untuk menyiapkan mereka memasuki dunia kerja.

Sebab, soal pendidikan karakter, personal, sosial, kebangsaan seharusnya sudah diselesaikan pada masa pendidikan dasar hingga SMP.

Pada level SMA dan SMK, kata dia, semestinya harus sudah disiapkan karakter untuk memasuki dunia kerja serta membentuk etos dan mental kerja.

"Pada tahapan ini Presiden membuat kebijakan yaitu memperbesar jumlah SMK dibanding SMA agar menyiapkan anak-anak ini bisa segera memasuki dunia kerja untuk menjadi tenaga terampil," kata Muhadjir.

"Sisanya untuk mengisi tenaga tenaga berketerampilan tinggi, masuk perguruan tinggi," ujar dia.

Baca juga: Menko PMK Sebut PON untuk Yakinkan Internasional bahwa Papua Bagian dari NKRI

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com